Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang dan Perekonomian, Airlangga Hartarto buka-bukaan soal target ke depan pemerintah Presiden Prabowo Subianto di bidang perdangangan. Sebelumnya, diketahui RI telah mencapai kesepakatan dengan Eropa melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan berhasil menurunkan tarif impor untuk barang Indonesia di Amerika Serikat (AS) hingga 19% dari pengumuman Presiden Donald Trump 32%.
Menurut Airlangga, RI kini fokus pada beberapa kelompok perdagangan lain. Salah satunya menjadi anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP) dan semakin memperkuat Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
"Setelah IEU-CEPA ini tentu kita harap CPTPP kita bisa dorong, kita akan memperkuat RCEP ... Kita geber semua," ujarnya beberapa saat sebelum pengumuman deal negosiasi dagang antara Presiden Prabowo dan Presiden AS Donald Trump di Paris, Prancis, Selasa waktu setempat, dikutip Rabu (16/7/2025).
CPTPP atau dikenal dengan TPP-11 beranggotakan 12 negara. Merujuk data Desember 2024, Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Vietnam dan Inggris termasuk di dalamnya.
RCEP adalah perjanjian perdagangan yang melibatkan negara ASEAN dengan lima mitra yakni China, Jepang, Korsel, Australia, dan Selandia Baru. Ia mengatakan saat ini pemerintah fokus menyiapkan sekretariat yang kuat mengingat hal ini menjadi kunci perdagangan negara manapun.
Selain keduanya keanggotaan dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), juga menjadi target. Pemerintah menargetkan bisa menjadi anggota dalam tiga tahun ke depan.
OECD sendiri merupakan gabungan 38 negara. Kelompok itu mempengaruhi 80% perdagangan dan investasi dunia.
"Kita sangat serius. Kita berharap tiga tahun lagi bisa masuk," katanya.
"Karena sekarang kita sudah memasukkan initial memorandum dan itu 80% sudah comply. Jadi kalau 80% comply, sekitar dua tiga tahun lagi kita bisa mengikuti."
"Membuka lebih banyak pasar untuk sekarang penting terutama membuka pasar non-Amerika. Jadi dengan demikian, kita perkuat pasar non-Amerika," tambahnya.
RI sendiri saat ini merupakan bagian dari kelompok G20 negara perekonomian besar dunia. Tahun ini, Indonesia juga resmi bergabung dengan BRICS, akronim Brasil-Rusia-India-China-Afrika Selatan, yang telah mencakup 40% dari PDB dunia dan merepresentasikan sekitar 56% populasi global.
(sef/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Airlangga ke Pengusaha Mal: Brand Lokal Jangan Taruh di Pojok