Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah berusaha membuat bom nuklir. Pernyataan itu disampaikan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada Rabu (24/9/2025), di tengah ancaman kembalinya sanksi internasional terkait program nuklir negara tersebut.
"Iran tidak akan pernah berusaha membuat bom nuklir," kata Pezeshkian di hadapan Majelis Umum PBB. Ia menuding negara-negara Eropa bertindak "atas perintah Amerika Serikat" dan mengabaikan kewajiban hukum yang sudah disepakati.
Langkah Eropa muncul setelah Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) memulai proses pemulihan sanksi PBB atau snapback sanctions yang akan berakhir pada 27 September. Ketiga negara menilai Iran gagal mematuhi perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kesepakatan masih mungkin tercapai. Melalui platform X usai bertemu Pezeshkian, Macron menulis "kesepakatan masih mungkin tercapai. Hanya tinggal beberapa jam lagi. Iran harus menanggapi isu-isu sah yang telah kami ajukan."
Iran menilai kegagalan implementasi JCPOA tidak lepas dari penarikan diri AS pada 2018 dan sanksi yang menyusul.
"Mereka secara keliru menampilkan diri sebagai pihak yang memiliki reputasi baik... dan meremehkan upaya tulus Iran," ujar Pezeshkian.
Sanksi baru diperkirakan akan membekukan aset Iran di luar negeri, menghentikan kesepakatan senjata, hingga menargetkan pengembangan rudal balistik.
Dalam pidato yang direkam sehari sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei kembali menolak tuduhan bahwa Iran ingin membuat senjata nuklir. Namun ia menutup pintu negosiasi dengan Washington.
"Ini bukan negosiasi. Ini adalah diktat, sebuah pemaksaan," kata Khamenei.
Pezeshkian juga mengecam serangan mendadak Israel dan AS yang memicu perang 12 hari, menewaskan lebih dari 1.000 warga Iran. "Bangsa Iran telah berulang kali menunjukkan bahwa mereka tidak akan pernah tunduk pada para agresor," ujarnya.
Selain soal nuklir, Pezeshkian menyoroti ambisi "Israel Raya" yang dinilainya mengancam stabilitas kawasan. "Skema 'Israel Raya' yang menggelikan dan delusif diproklamasikan dengan berani oleh eselon tertinggi rezim tersebut," katanya.
Ia menutup pidatonya dengan menyatakan kesiapan Iran untuk keluar dari isolasi dan bekerja sama dengan komunitas internasional. "Iran adalah mitra setia bagi semua negara pencari perdamaian," tegasnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
PBB Ungkap Fakta Ngeri Serangan AS ke Nuklir Iran, Radiasi?