Karyawan Sudah Meninggal, Perusahaan Malah Minta Surat Cuti

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Maskapai Penerbangan Eva Air kembali mendapatkan sorotan khusus dari masyarakat Taiwan, setelah pramugari yang berusia 34 tahun dan telah wafat dimintakan dokumen surat cuti oleh perusahaan.

Kejadian ini terungkap setelah keluarga pramugari bermarga Sun itu mengungkapkan, setelah kematiannya, ponsel Sun masih menerima pesan teks dari perwakilan Eva Air.

Pihak perwakilan maskapai itu menanyakan dokumen yang membuktikan bahwa Sun telah mengajukan cuti pada akhir September, yang merupakan periode Sun dirawat di rumah sakit sebelum tutup usia.

Perwakilan tersebut memintanya untuk mengirimkan foto dokumen cuti. Keluarga membalas pesan tersebut dengan salinan akta kematian Sun.

Pejabat senior Eva Air mengatakan teks itu adalah "kesalahan karyawan internal".

Mereka mengatakan dalam konferensi pers bahwa mereka telah meminta maaf secara pribadi kepada keluarga Sun atas kesalahan tersebut.

"Kepergian Sun adalah duka yang mendalam bagi kami selamanya," kata Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming, dikutip dari laporan BBC, Sabtu (19/10/2025).

Manajemen pun menyatakan akan melakukan penyelidikan dengan sikap yang paling bertanggung jawab atas kematian Sun. 

Sejak 2013, Eva Air telah didenda tujuh kali, sebagian besar karena pelanggaran terkait staf yang bekerja lembur, menurup laporan CNA.

Kematian Sun pun telah memicu kemarahan banyak orang di dunia maya di tengah spekulasi bahwa ia terlalu banyak bekerja.

Pihak berwenang Taiwan dan Eva Air kini sedang menyelidiki kematiannya, apakah Sun dipicu penolakan bantuan medis atau tidak dianjurkan untuk mengambil cuti sakit.

Dalam pernyataan yang diberikan kepada BBC, Eva Air menyebut pihaknya tetap berhubungan dengan keluarga SUN saat ia berada di rumah sakit dan "sangat berduka" atas meninggalnya Sun.

"Kesehatan dan keselamatan karyawan dan penumpang kami adalah prioritas utama kami," kata maskapai itu, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang "melakukan peninjauan menyeluruh" atas kasus tersebut.

Adapun Sun dilaporkan merasa sakit pada 24 September dalam penerbangan dari Milan ke pangkalan Eva Air di Kota Taoyuan, Taiwan. Ia dirawat di rumah sakit setibanya di sana dan akhirnya meninggal dunia pada 8 Oktober.

Pengguna media sosial anonim yang mengaku sebagai rekannya menduga Sun didorong untuk terus bekerja meski ia merasa tidak sehat.

Rumah Sakit Universitas Kedokteran Cina di Taichung, tempat ia meninggal, belum secara resmi mengungkapkan penyebab kematiannya.

Catatan penerbangan dalam enam bulan terakhir menunjukkan bahwa Sun telah terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang masih dalam batas regulasi, berdasarkan laporan CNA. Ia bergabung dengan maskapai tersebut pada tahun 2016.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Siapa yang Harus Olahraga Lebih Banyak, Pria atau Wanita?

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |