KemenP2MI Gagalkan WNI yang akan Jadi Admin Judol di Kamboja

4 hours ago 3

Ilustrasi aparat bongkar kasus judi online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) telah menggagalkan keberangkatan seorang warga Pelabuhan SBP Tanjungpinang, Riau, yang diduga menjadi korban penempatan ilegal sebagai admin judi online (judol) di Kamboja.

Hal itu diungkapkan Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau (Kepri) dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (7/6).

Kepala BP3MI Kepri Kombes Pol. Imam Riyadi mengatakan bahwa warga Sumatera Utara berinisial MZ tersebut terbuai oleh gaji besar yang ditawarkan dan keberangkatannya diatur oleh perekrut pekerja migran ilegal di Kamboja.

"Saat dilakukan pendalaman didapati pengurus rekrut yang berada di Kamboja berinisial R, dan yang turut membantu yang berada di Tanjungpinang berinisial A," kata Imam.

Dia menambahkan bahwa R membujuk MZ melalui telepon untuk bekerja sebagai operator judi dengan gaji Rp10 juta per bulan. Setelah bujukannya berhasil, R lalu mengatur keberangkatan korban pada 25 Mei dari Bandara Kualanamu di Medan ke Bandara Hang Nadim di Batam, kemudian menuju Pelabuhan SBP Tanjungpinang.

Dari sana, MZ rencananya akan diberangkatkan dari Pelabuhan SBP Tanjungpinang ke lokasi transit di Malaysia sebelum dibawa ke Phnom Penh, Kamboja. Namun, upaya tersebut gagal setelah BP3MI Kepri mengamankannya di Pelabuhan SBP Tanjungpinang pada Rabu (4/6).

Korban telah dimintai keterangan di unit PPA Polres Tanjungpinang dan saat ini berada di rumah penampungan BP3MI Kepri.

"Terduga yang turut membantu (keberangkatan korban) di Tanjungpinang akan diperiksa," ujar Imam, seraya menambahkan bahwa gelar perkara akan dilakukan beberapa hari ke depan.

Sementara itu, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengimbau para calon pekerja migran untuk langsung menolak jika ditawari pekerjaan menjadi operator judi daring di luar negeri.

Tawaran dengan iming-iming gaji besar semacam itu telah menargetkan pekerja migran dari Indonesia, kata dia.

"Kurang hati-hati dan mudah terbujuk bisa menjadi salah satu pintu untuk terjerumus. Berangkatlah secara prosedural atau legal agar terhindar dari masalah dan terlindungi," kata Karding.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |