Kesempatan Kerja Terbuka, Ribuan Warga Jateng Ikut Pemagangan ke Jepang Setiap Tahun

11 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jawa Tengah (Jateng), Masduqi, mengungkapkan, minat kalangan pemuda di Jateng untuk mengikuti program pemagangan ke Jepang bertumbuh cukup pesat. Dia mengatakan, ribuan pemuda di Jateng diberangkatkan ke Negeri Sakura setiap tahunnya dalam rangka melaksanakan pemagangan. 

Masduqi mengatakan, pada 2019, terdapat 1.386 warga Jateng yang mengikuti pemagangan ke Jepang. Pada 2021, ketika Covid-19 masih melanda dunia, jumlahnya turun drastis menjadi hanya 68 orang. 

Memasuki 2022, jumlah peserta magang ke Jepang bertumbuh kembali dengan total 189. Pada 2023, jumlahnya meningkat lagi menjadi 474 orang. Terbaru, yakni pada Mei 2025, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi sempat melepas 1.200 peserta magang ke Negeri Matahari Terbit. 

"Kini tumbuh lembaga pelatihan kerja sending operation (LPKSO) sebagai organisasi legal penyalur magang ke Jepang, yang tersebar di seluruh wilayah di Jateng. Setiap tahun kurang lebih memberangkatkan 5.000-8.000 (orang) ke Jepang," ungkap Masduqi. 

Dia menjelaskan, saat ini Pemprov Jateng kembali membuka program pemagangan ke Jepang untuk pemuda berusia 18-26 tahun. Lewat program tersebut, mereka akan mencicip pengalaman bekerja di Jepang antara tiga hingga maksimal lima tahun. 

Masduqi mengatakan program pemagangan ke Jepang dari Pemprov Jateng merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta International Manpower Development Organization, Japan (IM Japan). Masa pendaftaran berlangsung pada 14 April-16 Juli 2025. Kuota peserta adalah 250 orang. Namun sejauh ini jumlah pendaftar telah menembus 270 orang. 

"Permintaan tenaga kerja Jepang dari Indonesia itu banyak. Karena mereka senang dengan budaya (etos kerja pekerja) dari Jawa Tengah dan Indonesia umumnya," kata Masduqi. 

Dia menjelaskan, para pendaftar akan mengikuti masa seleksi pada 21-25 Juli 2025. "Kita memfasilitasi tempat di Pudakpayung, atau kalau sana penuh di BLK Semarang 2. Namun untuk biaya hidup personal (konsumsi, transportasi dari daerah, cek kesehatan, paspor, visa dan uang saku awal) itu dikelola atau dibiayai sendiri," ucapnya. 

Selama seleksi, para calon peserta pemagangan akan mengikuti serangakaian tes, mulai dari administrasi, uji matematika (logika), kesemaptaan, fisik, dan wawancara. Selain itu, ada pula pemeriksaan kesehatan, pembekalan budaya dan bahasa Jepang, serta tes kemampuan bahasa. 

Menurut Masduqi, peluang kerja di Jepang cukup luas, mulai dari perawat lansia, pekerja konstruksi, perakitan elektronika, hingga operator mesin tekstil. Uang saku yang diperoleh pada tahun pertama bisa mencapai 120 ribu yen atau sekitar Rp13 juta per bulan. 

Daerah di Jateng penyumbang pekerja tertinggi ke Jepang antara lain berasal dari Cilacap, Kendal, Pati, dan sekitarnya. Meski peluang kerja ke Jepang relatif aman, Masduqi tetap mengimbau agar calon pekerja magang di Jepang tetap waspada. Dia berpesan agar selalu mengecek keabsahan LPKSO melalui laman https://binalattas.kemnaker.go.id.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |