Menteri mengatakan tidak ada libur untuk mencapai swasembada pangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa tidak ada hari libur di kementeriannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan demi memperkuat ketahanan nasional. Pernyataan ini disampaikan saat pelantikan pengurus Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin periode 2025–2029 di Makassar.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar waktu pencapaian swasembada pangan dipercepat dari empat tahun menjadi tiga tahun, dan akhirnya hanya satu tahun. Amran menilai target ini sebagai tantangan sekaligus kesempatan untuk membuktikan kapasitas sektor pertanian Indonesia.
Menurut Amran, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju swasembada, didukung oleh peningkatan produksi pangan yang diakui oleh berbagai lembaga internasional. Menteri pertanian dari beberapa negara maju mulai memperhatikan kemajuan Indonesia dalam hal ini.
Kunjungan terbaru dari menteri pertanian Jepang dan pejabat negara lainnya mencerminkan ketertarikan global terhadap strategi Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan nasional. Kepercayaan internasional ini, menurut Amran, didasarkan pada hasil konkret, bukan sekadar retorika.
Amran juga menegaskan pentingnya disiplin dan kinerja timnya di lapangan untuk memastikan target dapat dicapai. Tanpa data yang dapat diverifikasi, katanya, tidak mungkin meyakinkan pihak manapun.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik menunjukkan produksi beras dari Januari hingga Desember 2025 diproyeksikan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,14 juta ton atau 13,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sekitar 30 juta ton.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menilai Indonesia berpotensi menjadi produsen pangan terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Sementara itu, Departemen Pertanian Amerika Serikat memprediksi peningkatan produksi beras Indonesia bahkan sebelum musim tanam dimulai.
Di hadapan alumni Universitas Hasanuddin, Amran mengajak mereka berperan strategis dalam pembangunan nasional. Ia menekankan bahwa lulusan Unhas memiliki kapasitas kuat untuk menjadi penggerak perubahan dan membentuk generasi pemimpin berikutnya. Pertanian, katanya, adalah masa depan Indonesia, dan semua pemangku kepentingan berbagi tanggung jawab kolektif untuk mewujudkan visi tersebut.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

2 hours ago
1













































