REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Tidak ada ruang untuk kekerasan di olahraga bola basket". Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Ketua Umum DPP Perbasi Budisatrio Djiwandono pada 23 Februari di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Kala itu, Budi mengumumkan sanksi skorsing dari DPP Perbasi terhadap seorang anak SMP di Bogor. Anak ini melakukan pemukulan kepada lawannya dalam sebuah turnamen yang digelar di Bogor beberapa hari sebelumnya.
DPP Perbasi bertindak cepat dalam memberikan sanksi. Terhitung enam hari setelah kejadian dan kemudian viral di media sosial, larangan bermain basket selama dua tahun dijatuhkan kepada anak SMP tersebut yang dibacakan langsung oleh Budi.
Sekitar empat bulan 11 hari dari pernyataan Budi tersebut, peristiwa kekerasan kembali terjadi di lapangan basket, tepatnya pada 6 Juli lalu. Dalam pertandingan Basket 3X3 Menikmati Basketball yang digelar di Living World Grand Wisata, Bekasi, salah satu peserta bernama Haidar melakukan perbuatan tercela.
Ia berulang kali melakukan gerakan tak patut. Puncaknya, ia dengan sengaja menyikut lawan yang tengah melakukan lay up sehingga terbanting di lapangan. Mirip gerakan smack down.
Dalam laporan panitia yang didapatkan Republika.co.id, Haidar yang mengenakan nomor punggung 32 memperkuat tim Putra Daerah A menghadapi tim Anak Rantau dalam final kategori 19-25 tahun di turnamen tersebut. Tim Putra Daerah A dalam posisi unggul saat Haidar melakukan (dalam bahasa laporan tersebut) "gerakan di luar gerakan basketball" terhadap pemain Anak Rantau bernama Raihan.
Tim medis dari RS Mitra Keluarga Grand Wisata dengan panduan dokter Laurentius Juan Wicaksono dan perawat sigap memberikan pertolongan pertama. Raihan kemudian dibawa ke IGD RS Mitra Keluarga Grand Wisata menggunakan ambulans. Di IGD, korban diberikan obat pereda sakit dan diperiksa.
Tidak ada tanda kegawatan seperti fraktur/patah, sobek ligamen, dan lainnya sehingga Raihan diperbolehkan pulang. Ia juga mendapatkan obat. Raihan disarankan melakukan observasi dan beristirahat 48-72 jam. Bila tidak membaik disarankan ke Orthopedi.
Di lapangan, wasit yang memimpin pertandingan mengeluarkan Haidar dari tim Putra Daerah A. Pertandingan dilanjutkan dan akhirnya dimenangkan oleh tim Anak Rantau.