
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Presiden Prabowo resmi meluncurkan 80 ribu Koperasi Merah Putih, secara nasional, pada Senin (21/7/2025).
Dalam sambutannya, Presiden menyebut pencapaian 80.000 koperasi yang siap diluncurkan lebih cepat dari perkiraan semula.
Ia juga mengapresiasi semua pihak, mulai dari kepala desa hingga kementerian dan BUMN, yang terlibat dalam kerja kolaboratif ini. Koperasi ini dirancang sebagai lembaga ekonomi berbasis komunitas yang didorong untuk mendukung kemandirian ekonomi nasional.
Menyambut peluncuran itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan pemerintah agar tidak tergesa-gesa menjalankan program Koperasi Merah Putih tanpa kesiapan manajerial.
Terutama di tingkat akar rumput.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut pelibatan aparatur desa yang belum terlatih dalam tata kelola koperasi justru bisa menimbulkan risiko kegagalan besar.
“Saya khawatir Koperasi Merah Putih ini dikaitkan dengan desa, dengan lurah, dengan perangkat desa, sementara mereka kan enggak berpengalaman mengelola koperasi,” ujar Anwar dalam wawancara bersama Republika di Gedung PP Muhammadiyah, Jumat (18/7/2025).
Menurut Anwar, ada sejumlah titik lemah yang harus menjadi perhatian serius. Sedikitnya dalam tiga hal, yakni kualitas sumber daya manusia, kesiapan teknologi informasi, serta potensi tingginya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL).
Ia menilai, jika pengelolaan dilakukan serampangan, koperasi justru bisa merugikan masyarakat desa.
“Risikonya? Ya karena dari sisi SDM-nya bermasalah, dari sisi IT-nya, kemudian juga dari sisi permodalan saya enggak tahu lagi. Dan nanti dari segi nasabah, kepatuhan nasabah membayar itu juga bermasalah. Bisa-bisa NPL-nya tinggi, ya. Sehingga bangkrut. Ya khawatir juga,” ungkap Anwar.
Ia menegaskan, bila program ini gagal, dampaknya bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga politis. “Kalau gagal, ya yang rusak namanya nama Presiden Prabowo. Itu menurut saya,” ucapnya.
Meski Muhammadiyah mengapresiasi niat pemberdayaan ekonomi desa melalui koperasi, Anwar menekankan keberhasilan hanya mungkin tercapai jika pengelolaan dipercayakan tenaga profesional yang paham prinsip koperasi modern dan menjunjung akuntabilitas.
“Walaupun itu saya khawatir juga, koperasi Merah Putih ini bisa gagal,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menilai Koperasi Merah Putih dibentuk untuk membangun ekonomi dari desa dan menciptakan pemerataan. Tujuan utamanya memerdekakan masyarakat dari kemiskinan.
"Koperasi adalah alat bagi yang lemah untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan, menjadi sarana untuk berdaulat dan sarana untuk
Ia menilai, gerakan itu juga sudah sejak dahulu dilakukan oleh para pendiri bangsa dengan serikat-serikat dagang yang dibentuk.
Prabowo berharap, Koperasi Merah Putih dapat menjadi senjata ekonomi untuk melawan ketimpangan global, mampu memotong rantai pasok yang panjang menjadi sederhana.
Petani dan masyarakat desa pun terbebas dari rentenir dan tengkulak. Hal itulah yang menjadi tujuan utama Prabowo meluncurkan kelembagaan sebanyak 80.081 Kopdes Merah Putih.
Republika