Home > Kisah Sunday, 29 Jun 2025, 08:02 WIB
Melontarkan kata "ah" saja kepada kedua orang tua tidak diperkenankan, apalagi menelantarkan, menghardik, bahkan membuangnya.

SumatraLink.id – Jalan senyap itu akhirnya tiba jua. Sisa hidup tak membekas di ujung usia. Seorang nenek berusia 74 tahun di Malang, Jawa Timur, mau tak mau mulai menjejaki nasib hidup dan bercengkrama dengan sesama lansia dalam kesunyian batin di sebuah panti lansia.
Pepatah menyatakan, seorang ibu mampu membersamai 10 anaknya, tapi 10 anak justru tak mampu mengurusi seorang ibu di rumahnya sendiri. Dalam beritanya, dua anak menyerahkan ibu kandungnya dengan akad di atas meterai kepada pengurus salah satu panti lansia di Malang, Jawa Timur, pada Jumat (27/6/2025).
Berdasarkan tayangan video yang beredar di media sosial, dua anak perempuan kakak beradik itu menitipkan ibunya kepada pengurus panti lansia. Dalam akadnya, seperti tayangan video, anaknya minta pengurus tidak mengabarkan bila sang ibu nantinya meninggal dunia. Entah benar tidaknya, Na’udzubillahi minzalik (kita berlindung kepada Allah SWT dari perbuatan itu)?
“Jangan nangis dengan berita ini. Jadi ada satu ibu ini, di sampin saya. Jadi beliau ini diserahkan anak kandungnya secara total ke Griya Lansia,” kata Arief Camra seperti dikutip republika.co.id, Ahad (29/6/2025).
Di sampingnya, terdapat ibu Nasikah sedang duduk saja. Ia mengenakan jilbab ungu diantar kedua putrinya. Padahal, keberadaan Panti Griya Lansia tersebut hanya untuk menampung para lansia yang sudah tidak memiliki keluarga lagi.
Bila narasi berita dalam tayangan video ini benar seperti itu, terbuat dari apakah hati kedua anak perempuan ibu ini? Boleh jadi hatinya telah membatu, jiwanya telah terasuki setan laknatullah. Terpikirkah, ibunya yang merawat dan mendoakan mulai dalam kandungan hingga dewasa.