Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca mengumumkan akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue pada 17 September 2025, saham anak perusahaan Garuda Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia terus mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan keterangan manajemen, seperti dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (25/9/2025), volatilitas harga saham perseroan yang terjadi dimungkinkan karena sentimen berita penambahan modal tersebut.
"Perseroan mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015. Adapun hal ini terkait dengan rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang disampaikan oleh Perseroan melalui Keterbukaan Informasi pada tanggal 17 September 2025," ujar Rian Fajar Isnaeni, Corporate Secretary GMFI, Kamis (25/9/2025).
Patut diketahui, dalam seminggu terakhir pasca pengumuman rights issue, saham GMFI telah melesat sebanyak 57,81%. Pada perdagangan hari ini, saham GMFI tercatat berada di level Rp101 per saham.
Berdasarkan informasi, GMFI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 124.269.948.745 lembar saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp25 per lembar saham baru. Harga pelaksanaan Rencana PMHMETD akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus Rencana PMHMETD.
Hal ini dengan memperhatikan peraturan perundang- undangan yang berlaku, termasuk POJK 32/2015 dan Peraturan I-A. Tidak disebutkan secara pasti waktu pelaksanaan rights issue tersebut. Setelah Rencana PMHMETD dilaksanakan, PT Angkasa Pura Indonesia API akan berpartisipasi dengan sistem inbreng atau menyetorkan aset non tunai.
API akan memiliki sejumlah saham pada Perseroan. Disebutkan bahwa dalam right issue tersebut API akan mengambil bagian atas saham baru melalui pelaksanaan Rencana PMHMETD. Objek dari Rencana Inbreng adalah Aset API.
Penyetoran atas Aset API ke dalam Perseroan yang akan dilakukan, mengacu pada Laporan Penilaian Aset oleh KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, dengan Rp5,66 triliun per 30 Juni 2025. GMFI memperkirakan bahwa rencana right issue tersebut akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan.
"Antara lain optimalisasi pengelolaan aset yang dapat berdampak positif pada kegiatan operasional Perseroan, perbaikan ekuitas Perseroan, pengembangan bisnis Perseroan dan pada akhirnya PMHMETD tersebut secara keseluruhan akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan," tulis GMFI.
Disebutkan pengaruh penambahan modal terhadap kinerja keuangan Perseroan, yakni ekuitas mengalami perbaikan sebesar USD351.86 juta terhadap total ekuitas Perseroan. Kemudian, penambahan aset tetap atas inbreng berdasarkan perhitungan penilaian sebesar Rp5,66 triliun.
Adapun rencana penggunaan dana dari right issue tersebut adalah:
1. Perolehan Aset API oleh Perseroan, yang dilakukan melalui secara inbreng yang akan digunakan untuk kesinambungan pelaksanaan kegiatan operasional Perseroan serta dalam rangka perbaikan ekuitas Perseroan.
2. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja di antaranya untuk pemenuhan kebutuhan dasar operasional guna memastikan perawatan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan standar otoritas yang berlaku. Biaya operasional tersebut antara lain untuk pembelian bahan baku, peningkatan pelayanan, serta memastikan kelancaran operasional Perseroan.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hashim Cs Tambah Kepemilikan 750 Juta Saham Surge (WIFI)