Pegawai Perusahaan ini Tutup Akses Area Operasi, Kelompok Pekerja Tuntut Pembayaran Gaji

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KALREZ Petroleum (Seram) Limited (KALREZ), sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) Migas yang beroperasi di wilayah Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, saat ini sedang menghadapi gejolak internal yang serius. Hal ini terjadi akibat terhambatnya pemenuhan hak-hak finansial para pegawai.

Situasi ini bermula sejak akhir tahun 2024. Pihak pemegang saham KALREZ dilaporkan tidak lagi memiliki kemampuan untuk menunaikan kewajiban pembayaran kepada para karyawan mereka.

Upaya manajemen untuk mencari sumber pendanaan tambahan dari pihak ketiga juga belum membuahkan hasil positif. Para calon investor menunjukkan keengganan untuk memberikan kepercayaan dan menanamkan modal dalam kondisi saat ini. Akibatnya, seluruh pegawai, baik yang berstatus tenaga tetap maupun alih daya, belum menerima gaji pokok, jaminan sosial, maupun tunjangan lainnya selama enam bulan terakhir.

Menanggapi kondisi yang merugikan ini, para pekerja lapangan, yang sebagian besar merupakan warga lokal SBT, telah mengambil langkah-langkah formal. Mereka telah melaporkan persoalan ini secara berjenjang kepada Bupati SBT, DPRD SBT, Gubernur Maluku, Kepala SKK Migas, hingga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mencari solusi terbaik.

"Segala upaya telah kami lakukan untuk mendukung eksistensi perusahaan (Kalrez PSL) dalam mengamankan Objek Vital Negara antara lain : Gudang Handak Aktif, Main Oil Storage, Main Power House, Terminal Khusus, Main Block Station dan berbagai fasilitas produksi di area kerja kalrez dalam lima (5) bulan terakhir tanpa di bayar," ungkap Koordinator Lapangan, Ali Rumuar, Sabtu (22/11).

"Namun tidak ada upaya yang berarti dari pihak manajemen untuk menyelesaikan tanggungjawab pembayaran hak-hak pekerja sampai saat ini, yang ada malah kami para pekerja diberikan janji-janji palsu dari minggu ke minggu sampai dengan bulan ke bulan," lanjutnya.

Oleh karena itu, para pekera sepakat untuk menghentikan segala aktifitas pekerjaan dan menutup akses Kalrez secara paten dengan mengelas pintu gerbang.

"Seluruh pekerja sepakat menghentikan segala aktifitas yang berada di area terbatas kalrez (aktifitas crew PT. Prakarsa) dengan cara menutup paten akses keluar masuk kalrez (pengelasan pintu gerbang kalrez) yang akan dilakukan pada besok hari Sabtu, 22 Nov 2025," katanya.

Ia menegaskan bahwa mulai tanggal 22 November 2025 sudah tidak ada kegiatan pengamanan di kawasan PT Kalrez.

"Terhitung hari Sabtu, 22 November 2025 segala sesuatu yg terjadi di area kalrez bukan menjadi tanggung jawab tim pengamanan (security) dan bukan tanggung jawab pimpinan lapangan," ujarnya.

Langkah administratif pun disiapkan yang akan dikirimkan kepada pihak-pihak terkait.

"Surat disclaimer atas keamanan seluruh aset Kalrez akan dilayangkan ke pihak terkait antara lain Bupati SBT, Polres SBT, Disnaker SBT dan Polsek Bula per hari ini," ujarnya.

Selain itu, petugas keamanan juga menghentikan tugasnya.

"Atas keputusan bersama oleh seluruh pekerja yang berada di lapangan Kalrez Bula, maka kami akan menutup akses keluar masuk secara permanen dan menarik tim pengamanan (security) pada hari Sabtu, 22 November 2025," katanya.

Para pekerja menyatakan aksi penghentian aktivitas ini akan terus berlangsung sampai perusahaan membayar seluruh hak yang tertunda.

"Akan kami normalisasikan seluruh aktifitas apabila manajemen telah menjalankan komitmen pembayaran 3 bulan gaji dahulu," pungkasnya.

"Atas keputusan bersama oleh seluruh pekerja yang berada di lapangan Kalrez Bula, maka kami akan menutup akses keluar masuk secara permanen dan menarik tim pengamanan (security) pada hari Sabtu, 22 November 2025," lanjutnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |