Pemerintah Akan Buka 100 Ribu Lowongan Magang Bergaji UMP

3 hours ago 1

Bogor, CNN Indonesia --

Pemerintah bakal membuka lowongan magang bergaji upah minimum provinsi (UMP) untuk 100 ribu orang.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pembukaan lowongan ini menunggu hasil evaluasi pelaksanaan magang bergaji UMP tahap pertama. Pemerintah saat ini tengah melaksanakan program magang untuk 20 ribu orang.

"Kita juga sudah sebenarnya menyiapkan sekitar sampai 100 ribu (lowongan magang bergaji UMP), tapi kita evaluasi dulu yang 20 ribu. Begitu nanti kita lihat evaluasinya baik, kalau ada yang perlu diperbaiki, kita perbaiki dulu," tutur Febrio dalam Media Gathering 2025 di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta Selatan, Kamis (9/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kita akan evaluasi (program magang 20 ribu orang). Kalau memang ini cepat dipenuhi, kita evaluasi, apakah kita bisa tambah," imbuhnya.

Febrio menyebut ide stimulus berupa program magang bergaji UMP itu muncul karena tingkat pengangguran muda di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 15 persen lebih.

Lahirnya program magang bergaji UMP diklaim sebagai salah satu terobosan. Febrio menekankan pemerintah ingin anak-anak muda di usia produktif tersebut tidak tertunda masuk ke dunia kerja.

"Karena kalau dia sudah lulus perguruan tinggi, misalnya, itu biayanya cukup tinggi. Kita berharap dia lebih cepat masuk ke lapangan kerja daripada ditunda. Sehingga usia prime-nya ini, produktivitasnya, bisa langsung dimanfaatkan," jelasnya.

"Ini (program magang) memberikan setara upah minimum (UMP) di wilayah masing-masing. Kalau perusahaan ingin memberi lebih, ya berarti di atas itu. Jadi, upah minimumnya sudah dapat dulu untuk yang magang 20 ribu," sambung Febrio.

Anak buah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa itu juga menjelaskan bahwa ada tambahan 3,5 juta angkatan kerja per tahun. Tambahan itu muncul karena adanya penduduk baru hingga kelulusan mahasiswa.

Semua angkatan kerja baru, menurut Febrio, bisa terserap setiap tahunnya. Kendati demikian, ia berharap ke depan bisa lebih banyak yang bekerja di sektor formal.

"Walaupun, sektor informal tidak selalu buruk. Banyak juga yang sektor informal, seperti gig economy itu kan cenderung informal, tapi dia malah lebih fleksibel dan lebih banyak menghasilkan penghasilan yang menarik," beber sang dirjen.

"Apalagi yang teman-teman Generasi Z. Nah, tapi kita tahu bahwa kalau ingin penciptaan lapangan kerja, kita ingin lebih berkualitas," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |