Pengancam Bom Sekolah Internasional di Jakut Minta Kripto US$30 Ribu

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Rabu, 08 Okt 2025 11:43 WIB

Polisi menyatakan pelaku mengirim ancaman via WA menggunakan nomor ponsel kode negara Nigeria. Pelaku minta tebusan kripto dengan nilai sekitar US$30 ribu. Ilustrasi. Polisi menyatakan pelaku mengirim ancaman via WA menggunakan nomor ponsel kode negara Nigeria. Pelaku minta tebusan kripto dengan nilai sekitar US$30 ribu. (iStockphoto)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pelaku ancaman teror bom ke North Jakarta Intercultural School (NJIS) yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) sempat menyampaikan pesan meminta uang tebusan menggunakan kripto senilai US$30 ribu (sekitar Rp498 juta).

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan pelaku mengirim pesan teror tersebut melalui WhatsApp menggunakan nomor ponsel kode negara Nigeria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar US$30 ribu," kata kepada wartawan, Rabu (8/10).

Seto menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Cryto untuk menelusuri untuk melakukan penyelidikan. Termasuk, untuk mengidentifikasi pelaku.

"Mereka minta transfer lewat kripto ke salah satu wallet address. Dari pihak kepolisian berkoordinasi dengan pihak kripto, sedang dilakukan," ucap dia.

Sebelumnya, North Jakarta Intercultural School (NJIS) yang berlokasi di Jalan Bukit Gading Raya, Kelapa Gading, menjadi sasaran ancaman teror bom.

Buntut ancaman itu, Polsek Kepala Gading langsung menerjunkan personel untuk melakukan pengecekan dan penyisiran di area sekolah pada Rabu (8/10) sekitar pukul 00.15 WIB.

Pengecekan dan penyisiran dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Seto pun memastikan tidak ditemukan bahan peledak di area sekolah internasional tersebut.

"Pada pukul 00.30 Wib kegiatan cek TKP teror bom selesai, dengan hasil tidak ditemukan adanya benda-benda yang di curigai, situasi aman dan kondusif," ucap Seto.

Ancaman teror bom sebelumnya juga dialami dua sekolah internasional di Tangerang Selatan (Tangsel) yakni Sekolah Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School.

Dua sekolah internasional di Tangsel itu menerima ancaman bom dari orang tak dikenal, Selasa (7/10). Setelah dicek, polisi memastikan tidak ditemukan bahan peledak di lokasi.

Ancaman teror di dua sekolah ini diduga didasari atas permintaan uang tebusan senilai US$30 ribu. Motif itu diketahui berdasarkan pesan yang dikirimkan kepada masing-masing pengelola sekolah internasional yang menjadi target sasarannya.

Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menyebut ancaman tersebut dikirim ke dua sekolah internasional itu dengan nomor yang sama. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini.

"(Ancaman) Dari nomor yang sama. Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini. Nanti kita akan sampaikan hasilnya," ujarnya kemarin.

(dis/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |