Penggunaan Face Recognition KAI Diklaim Tekan Biaya Hingga Setengah Miliar

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan adanya manfaat ekonomis dari penggunaan teknologi face recognition untuk proses boarding penumpang kereta api. Sejak diadakannya teknologi tersebut pada semester II 2022 lalu, KAI mengklaim mampu memangkas biaya rol kertas hingga Rp 519 juta.  

“Secara kumulatif sejak diluncurkan pada September 2022 hingga 31 Mei 2025, KAI mencatat teknologi face recognition telah digunakan oleh 14.559.526 pelanggan. Selama periode tersebut, KAI telah menghemat 34.666 rol kertas tiket, dengan nilai efisiensi mencapai Rp 519.983.072,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2025).

Adapun, secara spesifik untuk masa sepanjang berjalannya tahun 2025, KAI mencatat penghematan atas adanya teknologi tersebut mencapai hingga Rp 159 juta. 

“Sepanjang Januari hingga Mei 2025, sebanyak 4.479.315 pelanggan telah memanfaatkan fitur ini di berbagai stasiun, yang menghasilkan efisiensi operasional berupa penghematan 10.665 rol kertas tiket senilai Rp 159.975.536,” terangnya. 

Anne menerangkan, digitalisasi boarding tersebut menjadi bagian dari strategi KAI dalam mendukung sustainable development goals (SDGs), khususnya poin 12  yakni responsible consumption and production. Langkah tersebut dinilai mencerminkan dampak nyata transformasi digital terhadap efisiensi perusahaan dan pelestarian lingkungan.

“Dengan mengurangi kebutuhan cetak tiket, KAI tidak hanya menekan limbah kertas, tetapi juga mengurangi emisi tidak langsung dari proses produksi dan distribusi tiket,” ujarnya.

Anne menyatakan, inovasi teknologi face recognition berangkat dari kesadaran perusahaan mengenai pentingnya layanan transportasi yang tidak hanya aman dan andal, tetapi juga berkelanjutan (sustainable).

Face recognition bukan hanya soal kecepatan dan kenyamanan, tapi bagian dari gerakan sadar lingkungan. Satu wajah yang dipindai berarti satu tiket yang tidak perlu dicetak,” tuturnya. 

Ia menekankan, KAI terus berkomitmen terhadap keberlanjutan. Di samping penerapan face recognition pada proses boarding, diantara upaya lainnya yakni dengan menyediakan water station di berbagai stasiun besar untuk mengurangi konsumsi botol plastik sekali pakai. Pelanggan kini dapat mengisi ulang air minum secara gratis, sehingga membantu mengurangi limbah plastik di ekosistem transportasi.

Selain itu, KAI juga telah menyematkan fitur perhitungan jejak karbon (carbon footprint) dalam aplikasi digitalnya, memberikan transparansi kepada pelanggan atas dampak emisi perjalanan para penumpang. 

“Dengan mengetahui estimasi emisi CO2 dari tiap perjalanan, pelanggan diharapkan lebih sadar akan pentingnya memilih moda transportasi rendah karbon seperti kereta api,” ujar Anne. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |