Perjalanan Menegangkan Kapal Bantuan Greta Thunberg Menuju Gaza

5 hours ago 1

CNN Indonesia

Minggu, 08 Jun 2025 06:15 WIB

Sebuah kapal bantuan yang membawa 12 aktivis, termasuk pegiat iklim asal Swedia, Greta Thunberg, kini mendekati Gaza setelah mencapai pesisir Mesir. Greta Thunberg bersama belasan aktivis lain berada di kapal bantuan menuju Gaza. (REUTERS/Emil Nicolai Helms)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah kapal bantuan yang membawa 12 aktivis, termasuk pegiat iklim asal Swedia, Greta Thunberg, kini mendekati Gaza setelah mencapai pesisir Mesir.

Kapal bernama The Madleen merupakan bagian dari Freedom Flotilla Coalition, yang bertolak dari Sisilia pekan lalu dengan membawa kargo pasokan bantuan untuk memutus blokade Israel di Gaza.

"Kami sekarang berlayar di lepas pantai Mesir," kata aktivis hak asasi manusia Jerman Yasemin Acar kepada AFP pada Sabtu (7/6). "Kami semua baik-baik saja," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acar menambahkan bahwa kapal tersebut diperkirakan akan mencapai Gaza pada Senin (9/6) pagi waktu setempat. "Kami sekitar 288 mil (460 km) jauhnya, yang berarti pada Minggu (8/6) malam, kami kemungkinan akan berada di dekat perairan teritorial Gaza," tutur dia.

Kru kapal melaporkan serangkaian penampakan drone selama pelayaran. Menurut video yang diunggah koalisi tersebut di platform media sosial mereka, sebuah drone Heron milik Penjaga Pantai Hellenic terbang di atas kapal The Madleen pada Selasa (3/6) malam waktu setempat.

Beberapa jam kemudian, dua drone lain mendekati kapal. Drone itu diyakini dioperasikan oleh agen perbatasan Uni Eropa Frontex. Para aktivis menyatakan kru tetap aman tetapi meyakini pengawasan drone tersebut dimaksudkan untuk mengintimidasi mereka.

"Kami sepenuhnya menyadari potensi konsekuensinya," kata Acar. Ia menambahkan bahwa The Madleen berlayar di bawah bendera Inggris dan tengah mendekati perairan teritorial Gaza,

"Jika Israel menyerang kami, itu akan menjadi kejahatan perang lainnya," ujarnya. "Kami tidak akan melakukan misi ini jika kami tidak yakin kami bisa mencapai Gaza," sambung Acar.

Desakan Jalur Aman dan Kritik Internasional

Di London, Komite Internasional untuk Memutus Pengepungan Gaza, sebuah organisasi anggota koalisi flotila, menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan badan hukum internasional dan hak asasi manusia untuk memastikan keselamatan para aktivis di kapal.

Mereka memperingatkan bahwa setiap penyadapan akan menjadi pelanggaran yang mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Anggota parlemen Eropa, Rima Hassan, yang juga berada di atas kapal, mendesak pemerintah-pemerintah untuk "menjamin jalur aman bagi Freedom Flotilla."

Ia juga mengatakan lebih dari 200 anggota parlemen Eropa telah menandatangani surat terbuka kepada Israel yang menyerukan agar The Madleen diizinkan mencapai Gaza dan agar kargo bantuan kemanusiaannya segera masuk.


Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |