Pertama Sejak Era Reformasi! IHSG Naik 11 Hari Beruntun

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tokcer lagi pada perdagangan Senin hari ini (21/7/2025). Kalau ditutup hijau sampai penutupan akan mencetak rekor 11 hari penguatan beruntun.

IHSG memecahkan penguatan terpanjang sejak era Reformasi, sebenarnya sempat ada penguatan selama 12 hari tetapi sempat terpotong di tengah dengan penyusutan tipis 0,1%, yakni pada 30 Maret 1999 - 19 April 2025.

Terkini, pada perdagangan hari ini sampai pukul 15.35 WIB, IHSG sudah menguat 1,13% atau 82,31 poin dan bertengger di 7.394,23.

Kenaikan IHSG di bulan Juli 2025 bukan terjadi tanpa alasan. Salah satu pendorong utamanya adalah sejumlah saham IPO baru yang melantai di bursa dan langsung mencuri perhatian pasar. Dua di antaranya merupakan IPO jumbo yang berhasil menyerap sebagian besar kapitalisasi transaksi harian, memberikan dorongan kuat bagi penguatan indeks.

Dari eksternal, persoalan soal tarif juga kian mendingin setelah Trump mengumumkan deal dengan Indonesia, di mana tarif turun dari 32% menjadi 19%. Sejauh ini belum ada detail soal tarif ini terkait ekspor-impor dan ke industri mana saja, tetapi penurunan tarif sudah menunjukkan negosiasi ke arah positif dan tidak akan se-agresif sebelumnya waktu tarif resiprokal diumumkan.

Sentimen positif semakin menguat setelah Bank Indonesia (BI) memberikan kabar menggembirakan dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% dalam Rapat Dewan Gubernur pada 15-16 Juli 2025. Tak hanya itu, suku bunga deposit facility juga diturunkan ke level 4,5%, sementara lending facility turun menjadi 6%.

Langkah pelonggaran ini sejalan dengan ekspektasi inflasi 2025 dan 2026 yang masih dalam target 2,5% ±1%, nilai tukar rupiah yang relatif stabil, serta upaya untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, BI menyatakan tetap akan memantau ruang pelonggaran lebih lanjut secara hati-hati, dengan tetap menjaga stabilitas rupiah dan inflasi di tengah dinamika global dan domestik.

Daya tarik pasar semakin kuat berkat stimulus fiskal dari pemerintah yang digelontorkan sepanjang Juni-Juli 2025. Lima insentif utama antara lain: diskon transportasi senilai Rp940 miliar, diskon tarif tol Rp650 miliar, tambahan bantuan sosial dan pangan Rp11,93 triliun, bantuan subsidi upah (BSU) Rp10,72 triliun, serta perpanjangan diskon iuran JKK senilai Rp200 miliar. Stimulus ini diyakini dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan memberi angin segar bagi berbagai sektor ekonomi.

Tak hanya itu, musim laporan keuangan semester I 2025 yang sedang berlangsung juga memberi dorongan tambahan bagi pasar. Jika ke depan The Fed maupun BI kembali memangkas suku bunga, maka bukan tidak mungkin IHSG akan melaju lebih tinggi, bahkan berpeluang menembus level 7.500.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |