Rangkaian Fakta Getir di Balik Runtuhnya Gedung Ponpes di Sidoarjo

3 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Ambruknya bangunan bertingkat di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 September lalu membuat duka yang mendalam.

Setidaknya--hingga operasi evakuasi dinyatakan berakhir pada Selasa (7/10) atau hari kesembilan pascakejadian--tim gabungan SAR mengevakuasi 171 korban, di mana 104 orang di antaranya selamat.

Dari jumlah itu, sebanyak 67 orang meninggal, dan ada delapan bagian tubuh yang ditemukan di antara puing-puing bangunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ambruknya bangunan bertingkat itu terjadi saat para santri tengah melaksanakan salat Asar berjemaah di musala yang berada di lantai dasar gedung yang masih dalam tahap pembangunan itu.

Dan, berikut sejumlah fakta yang terjadi dari peristiwa tersebut:

Operasi evakuasi Korban Resmi Ditutup

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruk gedung Pondok Pesantren (Ponpres) Al Khoziny pada Selasa (7/10) lalu. Operasi evakuasi itu ditutup lewat apel yang dipimpin Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.

Apel yang juga disertai penghargaan dari Kabasarnas kepada personel SAR itu dilaksanakan di selasar gedung lama pesantren.

Syafii menyampaikan bahwa kegiatan telah dilaksanakan sejak 29 September 2025 dan di hari ke-9 telah menyelesaikan pelaksanaan operasi serta memindahkan seluruh material bangunan yang utuh.

"Kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 29 September dan hari ini masuk di hari ke-9 kita telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban dan kita juga telah bisa memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh," ujarnya.

Syafii juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim gabungan, termasuk jurnalis dan relawan, yang telah bekerja sama selama sembilan hari penuh dalam operasi ini.

Total korban mencapai 171 orang

Dengan ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny memakan korban hingga 171 orang yang terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

Data ini tercatat oleh Basarnas hingga akhir pencarian pada Selasa (7/10). Selanjutnya, jenazah korban yang belum teridentifikasi saat ini sedang disesuaikan data postmortem dan antemortem-nya oleh Biddokkes kepolisian.

Temuan mobil Mercy ringsek

Dalam proses operasi, satu unit mobil mewah Mercedez-Benz berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan dari reruntuhan gedung Ponpes Al Khoziny. Namun, belum dapat dipastikan siapa pemilik dan nomor polisi mobil tersebut. Polisi pun disebut akan melacak siapa pemilik kendaraan mewah itu.

Di sisi lain, Kepala Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo Jabon Sidoarjo, Hajid Arif Hidayat mengatakan bangkai kendaraan itu tidak dibawa ke lokasi penimbunan puing di TPA Jabon seperti material bangunan lainnya, melainkan langsung diarahkan ke kediaman pengasuh pondok.

Dia menyebut bangkai mobil itu dibawa ke kediaman kiai. Hajid mengaku tidak mengetahui pasti siapa pemilik mobil tersebut.

"Iya, benar ada mobil yang dievakuasi. Truknya dari Dinas PU dan langsung dibawa ke ndaleme (kediaman) Pak Kiai. Katanya juga dikawal santri-santrinya," ujar Hajid, Senin (6/10).

Proses hukum

Salah satu wali santri mendesak proses hukum atas ambruknya gedung Ponpes yang memakan kroban ratusan santri, puluhan di antaranya meninggal.

Fauzi--warga Depok (Jabar) yang berasal dari Bangkalan--mengaku empat keponakannya tewas dalam tragedi di Ponpes Al Khoziny itu. Fauzi mengaku anaknya juga menjadi korban, dan berhasil selamat.

Para korban masih berusia sekitar 16-17 tahun dan berada di lantai dasar saat bangunan itu ambruk pada Senin (29/9).

"Kalau memang di situ ada human error atau kelalaian manusia dalam hal pembangunan, ya harus diproses. Penegakan hukum itu harus ditegakkan," kata Fauzi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/10).

Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nanang Avianto berjanji akan melakukan proses hukum terhadap tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khozyni yang menelan korban jiwa.

Proses hukum itu, kata Nanang, akan segera dilakukan, usai evakuasi seluruh korban berhasil dituntaskan.

"Jelas tetap nanti akan melakukan kegiatan proses [hukum] tapi yang utama sekarang ini adalah masalah kemanusiaannya dulu," kata Nanang saat meninjau proses evakuasi di lokasi kejadian, Jumat (3/10).

Nanang mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data-data perihal dugaan kegagalan konstruksi gedung ambruk tersebut.

Pernyataan kiai ponpes

Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib mengatakan kejadian yang menewaskan puluhan santri ini adalah takdir dari Tuhan. Dia pun meminta semua pihak untuk bersabar.

"Ya saya kira ini takdir dari Allah, jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan juga diberi diganti oleh Allah yang lebih baik," kata Mujib ditemui di lokasi kejadian pada 29 September lalu.

Ia juga berharap luka dan duka yang dialami para korban ambruknya gedung itu digantikan dengan pahala oleh Allah.

"Diberi pahala yang sangat-sangat, apa ya, nggak bisa mengutarakan dan mudah-mudahan dibalas kebaikan oleh Allah SWT yang lebih dari musibah ini," ucap dia.

Pemerintah baru audit, cuma 50 ponpes kantongi IMB

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan hanya 50 pondok pesantren (ponpes) di Indonesia yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

PBG adalah izin yang diterbitkan pemerintah bagi pemilik bangunan atau perwakilannya. Sebelum penerbitan Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2021, dokumen ini bernama Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Sementara itu Menteri Agama Nasaruddin Umar usai bertemu Menko PM Muhaimin Iskandar pada Selasa (7/10) kemarin menyatakan akan mulai melakukan pendataan terhadap beberapa pesantren yang dinilai belum memenuhi standar. Selanjutnya, pemerintah akan memanggil para pimpinan atau pengasuh pesantren tersebut.

Proses pencatatan dilakukan imbas kasus ambruknya gedung pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, sepekan sebelumnya.

"Pendataan dulu, baru sudah ada pendataan, baru kita panggil pimpinan-pimpinan pondok. Saya mulai nanti sekarang sudah mau jalan, Kalimantan, ke Sulawesi, saya sendiri yang turun tangan insya Allah," kata Nasaruddin usai pertemuan dengan Cak Imin.

Sementara itu, Cak Imin menyebut insiden ponpes Al Khoziny telah menjadi evaluasi bagi pemerintah. Dia mengaku tak ingin pendirian pesantren dilakukan tanpa izin. Pemerintah, kata dia, ke depan akan mulai melakukan pengecekan secara berkala terhadap kondisi pesantren. Langkah itu dilakukan oleh pemerintah setempat.

"Tidak boleh ada bangun sendiri tanpa izin, nanti standarnya tak terukur," kata Cak Imin.

(kid/nat/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |