Relokasi Ratusan PKL di Kawasan Batik Trusmi, Pemkab Cirebon Sediakan Lapak Gratis

8 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Setelah langkah tegas penertiban di kawasan wisata batik Trusmi pada Senin (7/7/2025) kemarin, Pemkab Cirebon kini menawarkan solusi, terutama bagi pedagang kaki lima (PKL). Ada lebih dari 300 pedagang yang terdampak penertiban itu.

Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman mengatakan, pemerintah daerah bersama unsur Forkopimda serta perwakilan para pedagang telah melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas tindak lanjut pasca-penertiban. Salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan tersebut adalah penyediaan lokasi sementara bagi para pedagang kuliner malam yang selama ini berjualan di Jalan Syekh Datul Kahfi.

“Kami pemerintah daerah bersama Forkopimda dan perwakilan kuwu-kuwu di wilayah Trusmi membahas penanganan pasca-penertiban, terutama untuk PKL dan parkir liar. Alhamdulillah sudah ada kesepakatan bersama. Untuk sementara, pedagang kuliner yang biasanya berjualan sore hingga malam hari akan kami tempatkan di Jalan KH Abbas, dimulai pukul empat sore hingga malam,” ujar Agus, Selasa (8/7/2025).

Sementara itu, untuk para pedagang pagi hari seperti penjual buah, sayur, dan ayam, pemkab memberikan solusi dengan memindahkan mereka ke Pasar Pasalaran. Pemkab Cirebon pun menyediakan sekitar 100 kios kosong di pasar tersebut yang dapat digunakan secara gratis oleh para pedagang. “Di Pasar Pasalaran ada kios kosong, sekitar 100-an. Para pedagang bisa langsung menempati tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ini bentuk kepedulian kami agar ekonomi mereka tetap bisa berjalan,” kata Agus.

Tak hanya itu, skema satu arah (one way) di Jalan Syekh Datul Kahfi juga tengah dikaji sebagai bagian dari perencanaan kawasan wisata jangka panjang. Namun, untuk saat ini, Pemkab Cirebon masih fokus pada uji coba skema penataan selama dua hingga tiga bulan ke depan. “Untuk one way masih dalam kajian, karena kita sedang menyusun langkah jangka pendek dulu. Setiap bulan kami akan evaluasi bersama agar penataan kawasan ini bisa membawa manfaat tanpa banyak pihak yang dirugikan,” katanya.

Pemkab Cirebon juga berencana mengajak para pengusaha batik yang memiliki showroom di sekitar kawasan Trusmi untuk membantu menampung aktivitas pedagang siang hari. “Tentu dengan penjagaan dan pengawasan dari petugas kami, Satpol PP bersama TNI-Polri,” kata Agus.

Sementara itu, perwakilan pedagang kaki lima, Burhanuddin, mengaku bisa menerima solusi yang ditawarkan Pemkab Cirebon. Ia menilai langkah tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam merapikan kawasan wisata Trusmi tanpa mengabaikan nasib pedagang kecil.

Burhanuddin menambahkan, pemindahan itu melibatkan 304 pedagang malam dan sekitar 80 pedagang pagi yang kini akan ditata ulang. Ia juga menjelaskan bahwa akan ada pertemuan lanjutan di Desa Weru Lor untuk menyepakati skema lapak dan lokasi penempatan gerobak.

“Ya batin sih pasti sesek. Tapi ini keputusan bersama dan kami tetap dukung, karena yang penting kita masih bisa jualan dan ditata dengan lebih baik. Mudah-mudahan nanti rame juga di tempat baru,” kata Burhanuddin, yang juga merupakan anggota paguyuban PKL kawasan Trusmi.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |