Pemain Persib Bandung mengangkat piala usai berhasil menjuarai BRI Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/5/2025). Persib Bandung berhasil menjuarai BRI Liga 1 dengan raihan 69 poin usai berhasil menang melawan Persis Solo dengan skor 3-2. Pada gelaran BRI Liga 1 musim 2024-2025, Persib Bandung berhasil mencetak sejarah sebagai klub yang meraih gelar juara back to back.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rekaman video yang memperlihatkan rumput dan fasilitas Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dirusak oleh oknum bobotoh seusai laga Persib Bandung melawan Persis Solo, Sabtu (24/5/2025), viral di media sosial. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pun geram terhadap sikap oknum tersebut bahkan mengancam bakal membawa ke barak atau pidana.
Dalam rekaman tersebut, terdapat sejumlah bobotoh mencabut dan mengambil rumput menggunakan kater. Mereka menilai rumput yang diambil tersebut bagian dari saksi Persib juara.
Selain itu, jaring gawang pun tidak luput dipotong oleh oknum bobotoh dan diambil oleh mereka. Mereka mengaku ingin menjadi bagian dari kejayaan Persib menjuarai liga back to back.
Deputi CEO PT Persib Bandung Bermartabat Adhitia Putra Herawan mengaku prihatin aksi yang dilakukan para oknum bobotoh merusak rumput stadion dan fasilitas lainnya. Ia mengatakan kerusakan fasilitas hingga saat ini masih ada dan tengah diperbaiki.
“Kami sangat menyayangkan adanya kerusakan di beberapa bagian Stadion GBLA pascapertandingan kemarin," kata dia, Senin (26/5/2025).
Di satu sisi lain, ia mengatakan PT PBB tengah berupaya membenahi dan mempercantik GBLA sehingga dapat menjadi tempat yang nyaman bagi pemain maupun seluruh pendukung Persib.
Pihaknya menegaskan Stadion GBLA bukan hanya sekadar venue tempat pertandingan digelar. Namun, menjadi ikon kota Bandung yang memiliki nilai historis dan emosional yang kuat bagi masyarakat.
“GBLA adalah salah satu ikon kota Bandung yang harus kita jaga bersama. Ini rumah bagi klub yang kita cintai dan kita banggakan, yaitu Persib," kata dia.
Ia menegaskan, semua pihak harus memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga stadion.
Adhitia mengaku tidak dalam posisi untuk menyalahkan pihak mana pun. Akan tetapi lebih mendorong seluruh elemen suporter dan masyarakat bersama-sama menjaga fasilitas publik.
“Kami percaya bahwa semangat cinta terhadap klub bisa diwujudkan dalam bentuk yang lebih positif dan membangun," ujar dia.
Ia berharap kejadian tersebut dapat menjadi refleksi bersama dan mendorong terciptanya atmosfer pertandingan yang lebih aman, nyaman, dan membanggakan ke depannya.