Rupiah Menguat Jelang HUT RI, Nilai Tikar Dolar AS Turun ke Rp16.100

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (14/8/2025).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah berhasil menguat cukup signifikan dengan penguatan sebesar 0,56% di posisi Rp16.100/US$. Secara intraday rupiah sempat menembus level Rp16.080/US$ pada pembukaan perdagangan sebelum akhirnya koreksinya harus berkurang di penutupan. Penguatan rupiah hari ini sekaligus mencatatkan level terkuat rupiah sejak 1 Januari 2025.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau melemah tipis 0,02% di level 97,86.

Penguatan rupiah pada perdagangan hari ini Kamis (14/8/2025) mempertegas posisi rupiah yang saat ini sedang dalam tren penguatan terhadap dolar AS.

Hal ini bisa terjadi seiring dengan meningkatnya ekspektasi pelaku pasar bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin di bulan tersebut telah meningkat menjadi 95,8%. Optimisme ini menguat setelah data inflasi AS pada Juli menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, disertai tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS.

Sejumlah Ekonom memproyeksikan tren penguatan rupiah masih berpeluang berlanjut di sisa tahun ini, yang didorong oleh sentiment global dan faktor domestik yang solid.

Ahmad Mikail, Senior Ekonom Sucor Sekuritas, mengatakan tren penguatan rupiah masih berpeluang berlanjut hingga menembus kisaran Rp15.500-Rp15.800 per dolar AS pada tahun ini. Keyakinan ini didasari proyeksi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan hingga 150 basis poin sepanjang 2025.

Menurutnya, pelaku pasar Wall Street saat ini bahkan memperkirakan pemangkasan agresif sebesar 50 basis poin akan dilakukan langsung pada pertemuan September.

"Jika suku bunga di AS turun tajam, surplus ekspor kita yang selama ini diparkir di luar negeri akan kembali masuk ke Indonesia," ujarnya kepada CNBC Indonesia.

Selain itu,Rully Wisnubroto, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menilai faktor global menjadi pendorong utama penguatan rupiah saat ini. Ia menyoroti keyakinan pasar yang sudah mencapai 100% bahwa The Fed akan memangkas Fed Funds Rate pada September, baik sebesar 25 basis poin maupun 50 basis poin.

"Untuk akhir tahun, kami memprediksi rupiah berada di sekitar Rp16.150 per dolar AS," Ujar Rully.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |