Sebanyak 20 Ribu Lebih Artefak Langka di Gaza Hilang dan Dijarah

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari 20 ribu artefak langka dari era prasejarah hingga Kekaisaran Ottoman di Jalur Gaza hilang dan dijarah selama Israel membombardir wilayah tersebut dua tahun terakhir. Warisan sejarah dan budaya di Gaza tak luput dari target agresi Israel.

"Tentara Israel telah secara sistematis dan ekstensif menghancurkan situs-situs arkeologi Gaza sebagai bagian dari kebijakan yang bertujuan menghapus identitas Palestina,” ujar Ismail al-Thawabteh yang menjabat kepala kantor media pemerintah Gaza, saat diwawancara Anadolu Agency, Senin (17/11/2025).

Menurut data resmi, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian atau secara total lebih dari 316 situs dan bangunan arkeologi di Jalur Gaza. Sebagian besar berasal dari era Mamluk dan Ottoman. Sementara yang lainnya berasal dari abad-abad awal Islam dan periode Bizantium.

Qasr al-Basha, sebuah istana era Mamluk yang dibangun tahun 800 sebelum Masehi dan telah menjadi situs warisan UNESCO, menjadi salah satu situs bersejarah yang menjadi target serangan Israel. Qasr al-Basha, juga dikenal dengan nama Istana Pasha, terletak di lingkungan Al-Daraj di Kota Tua Gaza. Menurut Hamouda Al-Dahdar, pakar warisan budaya di Pusat Pelestarian Warisan Budaya di Betlehem, Tepi Barat, 70 persen konstruksi Istana Qasr al-Basha rusak akibat agresi Israel.

Para teknisi dan pekerja di Gaza terus mencari artefak yang berserakan di bawah reruntuhan Istana Pasha. Mereka bekerja hanya dengan peralatan sederhana. Tujuan mereka satu, memulihkan dan melestarikan sisa-sisa identitas sejarah Gaza.

“Apa yang terjadi pada warisan Gaza bukan hanya penghancuran; itu adalah penjarahan terorganisir, sebuah praktik yang dikriminalisasi berdasarkan hukum internasional dan dianggap sebagai serangan terhadap warisan budaya global,” kata Ismail al-Thawabteh.

Dia meyakini, lebih dari 20 ribu artefak langka dari era prasejarah hingga periode Ottoman yang disimpan di museum telah hilang selama perang di Gaza berlangsung. Hamouda Al-Dahdar turut mengonfirmasi hilangnya ribuan artefak langka setelah pasukan Israel menyerbu dan menghancurkan situs Istana Qasr al-Basha.

“Setiap artefak ini memiliki nilai sejarah yang signifikan dan mewakili satu bab dalam sejarah peradaban Palestina,” kata Dahdar.

Menurut Dahdar, aksi penjarahan tersebut merupakan kejahatan budaya serius yang memengaruhi identitas nasional dan warisan bersama umat manusia. Dahdar mengungkapkan, Istana Qasr al-Basha sudah pernah mengalami kerusakan parah selama operasi militer Israel di Gaza tahun 1994.

Israel menduduki Jalur Gaza pada 1967-1994. Pada 1994, Israel mulai menarik diri dari Gaza sesuai dengan Perjanjian Oslo 1993. Pada 2005, Israel membongkar permukimannya di Gaza berdasarkan “Disengagement Plan (Rencana Pelepasan)".

Setelah sempat mengalami kerusakan pada dekade 1990-an, Istana Qasr al-Basha kembali harus menghadapi kondisi serupa akibat agresi Israel ke Gaza selama dua tahun terakhir. Tak hanya bangunannya terkoyak, artefak-artefak yang tersimpan di istana tersebut hilang dijarah.

Lebih dari 69 ribu warga Gaza terbunuh sejak Israel memulai agresinya ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas baru diterapkan pada 10 Oktober 2025 lalu. 

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |