Sejarah Rokok: Bermula dari Petualangan Columbus di Kuba

1 month ago 7

8000hoki.com Daftar web Slots Maxwin Cambodia Terpercaya Mudah Lancar Menang Setiap Hari

hoki kilat slot Pusat Demo server Slot Maxwin Philippines Online Pasti Lancar Win Full Online

1000hoki Data Platform server Slot Gacor Philippines Terbaik Pasti Lancar Menang Full Banyak

5000 Hoki Online List Agen server Slots Maxwin Indonesia Terbaru Gampang Scatter Full Banyak

7000hoki.com List Situs web Slot Maxwin Singapore Terkini Mudah Lancar Scatter Terus

9000 Hoki Online Daftar server Slots Maxwin Malaysia Terbaik Mudah Scatter Terus

Platform situs Slot Maxwin server Thailand Terbaik Pasti Win Full Online

Idagent138 Slot Anti Rungkat Terpercaya

Luckygaming138 Slot Gacor

Adugaming Akun Slot Online

kiss69 login Slot Maxwin

Agent188 Akun Slot Maxwin Terpercaya

Moto128 login Akun Slot Maxwin

Betplay138 Daftar Slot Anti Rungkat Online

Letsbet77 Id Slot Anti Rungkad Online

Portbet88 login Akun Slot Maxwin Terpercaya

Jfgaming168 Daftar Slot Gacor Online

Mg138 Id Slot Anti Rungkat Terbaik

Adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkat

Kingbet189 login Id Slot Gacor Terbaik

Summer138 Daftar Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Evorabid77 Daftar Slot Anti Rungkad Terpercaya

bancibet login Id Slot Maxwin Online

adagaming168 login Slot Anti Rungkad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan rokok sebagai 'gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas).'

Menurut peraturan resmi di Indonesia, hampir tidak dibedakan antara rokok filter (rokok putih), keretek, dan lintingan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2017, misalnya, semua jenis itu dianggap sebagai rokok, yakni “produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, diisap, dan atau dihirup.”

Bahan pembuatannya adalah tanaman tembakau, baik yang bersifat budidaya (Nicotiana tabacum) maupun liar (Nicotiana rustica). Asap hasil pembakaran rokok mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.

Di Indonesia, kata rokok diserap dari bahasa Belanda, ro’ken. Artinya ‘kegiatan mengisap pipa cerutu yang berisikan daun tembakau yang dibakar.’

Istilah tersebut mulai digunakan di Pulau Jawa pada abad ke-19 M, terutama sejak melejitnya industri rokok di Kudus tahun 1890. Daerah di Provinsi Jawa Tengah itu menjadi salah satu latar-tempat dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala.

Bahan baku utama rokok, yakni tembakau, bukanlah komoditas asli Indonesia. Nicotiana tabacum maupun Nicotiana rustica mulai dikenal masyarakat Eropa sejak akhir abad ke-15 M, yakni ketika Christopher Columbus (1451–1506) mendarat di pulau yang kini dinamakan Kuba. Pelaut Italia itu menyaksikan orang-orang lokal mengisap asap dari gulungan daun tembakau kering yang dibakar.

Bangsa Spanyol memperkenalkan tembakau ke Eropa sekira tahun 1520-an. Pada 1533, Diego Columbus yakni putra sulung Christopher Columbus dalam catatannya mengungkapkan naiknya permintaan komoditas tersebut di Semenanjung Iberia.

Menjelang pertengahan abad ke-16 M, para saudagar Spanyol, Portugis, dan Prancis umumnya menyanjung tanaman ini sebagai “budidaya herbal yang sakral” karena menganggapnya berkhasiat medis.

Duta besar Prancis di Lisabon, Jean Nicot (1530-1604), mengirimkan sampel tembakau yang siap isap ke Paris pada 1559. Dilaporkan bahwa raja Francis II takjub akan khasiat komoditas ini. Sakit kepala yang selama ini dikeluhkannya “tiba-tiba hilang” usai mengisap tembakau.

Lambat laun, daun ini lantas terkenal di Eropa Daratan sebagai Nicotiana, yang darinya nama untuk zat nicotine atau nikotin bermula.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |