REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Masih ingat Sopiah? Gadis asal Kelurahan Lemahmekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pernah viral karena menjadi kuli bangunan demi menghidupi adik-adiknya. Tak hanya itu, Sopiah dan adiknya juga tinggal di rumah petak tak layak huni di atas lahan pemakaman. Kondisi itupun mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Selang setahun berlalu, Sopiah masih tinggal di rumah tak layak huni yang terletak di Jalan Samsu, Kelurahan Lemahmekar, Kecamatan Indramayu. Kondisinya itu kini mengundang perhatian Bupati Indramayu, Lucky Hakim.
Lucky memberikan bantuan rumah kontrakan untuk ditinggali oleh Sopiah dan keluarganya. Rumah kontrakan itu terletak di perumahan yang berjarak sekitar 50 meter di tempat tinggal lamanya. Rumah tak layak huni yang semula ditempati Sopiah bersama adiknya kemudian dibongkar. Pembongkaran itu dilakukan dengan dibantu oleh para tetangga dan kerabatnya.
Lucky pun sempat melihat langsung proses pembongkaran rumah yang dulu ditempati Sopiah. Ia juga bertemu langsung dengan Sopiah dan mengunjungi rumah kontrakan barunya. Lucky mengatakan, Sopiah harus tetap survive dengan keadaannya saat ini. Selama ini, Sopiah dikenal sebagai gadis yang tangguh dalam menjalankan kehidupannya.
Lucky berharap, nasib Sopiah dan keluarganya bisa menjadi lebih baik. Untuk itu, Sopiah dijadikan sebagai petugas kebersihan di PT Bumi Wiralodra Indramayu (BWI) agar bisa mendapatkan penghasilan setiap bulan. Selain itu, Sopiah juga masih bisa berjualan sebagai usaha lainnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kita berkunjung langsung ke rumah Sopiah, kita tempatkan di rumah yang lebih layak dan sehat agar bisa lebih nyaman," kata Lucky, kemarin.
Lucky menambahkan, adik-adik Sopiah juga harus terus sekolah dengan menjamin pendidikannya. Kedatangan Lucky Hakim di kediaman Sopiah mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, bahkan para tetangga Sopiah ikut mengantarkannya ke rumah kontrakan baru Sopiah.
Seperti diketahui, kisah Sopiah sempat viral dan menyedot perhatian masyarakat luas setahun yang lalu. Betapa tidak, gadis muda itu terpaksa harus menyamar menjadi laki-laki agar bisa diterima kerja menjadi kuli bangunan.
Hal tersebut terpaksa dilakukan Sopiah demi menghidupi adiknya, Samsul Ramadan (15). Sang adikpun terpaksa putus sekolah saat duduk di kelas delapan SMP karena ketiadaan biaya. Untuk bisa diterima bekerja sebagai kuli bangunan, Sopiah nekad memangkas rambut panjangnya hingga menjadi pendek seperti laki-laki. Begitu pula dengan cara berpakaiannya.
Sopiah pernah tak dapat pekerjaan dalam waktu yang cukup lama. Karenanya, dia dan adiknya pernah tidak makan sama sekali selama dua hari.