Studi Ungkap Pentingnya Bukti Ilmiah dalam Intervensi Nutrisi Anak Usia Dini

1 hour ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam intervensi gizi kembali ditegaskan melalui sejumlah penelitian yang dipresentasikan para ahli sepanjang 2025. Salah satu temuan terbaru berasal dari studi intervensi pada anak usia 1–3 tahun di Jakarta yang mengevaluasi dampak konsumsi susu pertumbuhan terfortifikasi terhadap kecukupan zat besi.

Penelitian yang dilakukan Dokter Gizi Medik, Dr dr Dian Novita Chandra, MGizi, dan dipresentasikan pada 57th Annual Meeting of ESPGHAN di Milan, menunjukkan delapan dari 10 anak yang mengonsumsi susu pertumbuhan terfortifikasi minimal dua kali sehari mencapai 100 persen kecukupan zat besi harian. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan anak yang hanya mengonsumsi makanan harian, di mana sebagian besar belum memenuhi rekomendasi asupan 7 mg zat besi per hari.

“Kekurangan zat besi masih menjadi tantangan besar pada anak usia dini dan dapat berdampak pada risiko anemia, gangguan perkembangan kognitif, hingga meningkatnya kerentanan infeksi,” ujar dr Dian, dikutip dari siaran pers, Jumat (12/12/2025). Ia menambahkan intervensi nutrisi yang tepat, termasuk melalui pilihan pangan terfortifikasi, dapat membantu meningkatkan kecukupan asupan zat besi sejak dini.

Pentingnya riset ilmiah juga disampaikan Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH. Ia menekankan penelitian kolaboratif dengan institusi akademik dan tenaga medis diperlukan untuk memastikan rekomendasi gizi sejalan dengan kebutuhan masyarakat. “Setiap riset dilakukan bersama para ahli sehingga hasilnya relevan dengan tantangan kesehatan anak dan ibu. Pendekatan berbasis sains memastikan intervensi yang dilakukan memiliki dasar ilmiah yang kuat,” ujarnya.

Ia melanjutkan, melalui dukungan riset yang kuat memastikan setiap produk divalidasi secara ilmiah, memberikan manfaat nutrisi yang tepat, mendukung kesehatan anak di masa emas. "Dengan pendekatan berbasis sains ini, inovasi produk kami tetap relevan dengan isu kesehatan utama di Indonesia, termasuk nutrisi anak, pemenuhan zat besi, pencegahan stunting, kesehatan pencernaan, dan nutrisi maternal, sekaligus memperkuat dasar ilmiah dari produk yang kami hasilkan,” katanya.

Selain isu zat besi, sejumlah publikasi ilmiah yang dipresentasikan dalam konferensi internasional seperti European Society for Paediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) dan International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research (ISPOR), serta konferensi nasional Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak (PIT IKA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), turut menyoroti peran kesehatan pencernaan dalam tumbuh kembang anak.

Dokter Spesialis Anak Dr dr Andy Darma, SpA(K), menjelaskan saluran cerna memiliki keterkaitan dengan perkembangan imun, kognitif, dan sosial-emosional anak. “Dalam masa 1.000 hari pertama kehidupan, apa yang terjadi di saluran cerna sangat menentukan perkembangan masa depan anak. Prebiotik seperti FOS, GOS, dan inulin berperan dalam meningkatkan keragaman bakteri baik,” katanya.

Rangkaian temuan ini memperlihatkan bahwa pendekatan berbasis bukti menjadi elemen penting dalam upaya memperbaiki status gizi dan kesehatan anak Indonesia. Para ahli menekankan bahwa penelitian berkelanjutan dan publikasi ilmiah diperlukan untuk memastikan intervensi nutrisi yang digunakan masyarakat memiliki efektivitas dan dasar ilmiah yang jelas.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |