Tamsil Linrung Serukan Solidaritas untuk Palestina dalam Khutbah Idul Adha

13 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Tamsil Linrung, mengungkapkan epos historis Palestina sebagai terminal tauhid yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

"Palestina bukan sekadar wilayah geografis, tapi bukti sejarah bagaimana agama-agama besar tumbuh dan berkembang di tanah para nabi tersebut," tuturnya saat mengisi khutbah Idul Adha di pelataran Giant BSD, Tangerang Selatan, Jumat (6/6/2025)

Dalam khutbah Idul Adha di hadapan ratusan jamaah, Tamsil menyerukan pentingnya membangun solidaritas kemanusiaan terhadap perjuangan Palestina. Ia menambahkan, bahwa determinasi iman yang diekspresikan rakyat Palestina, merupakan refleksi perjuangan Nabi Ibrahim di masa lalu dalam menjaga api tauhid.

"Kita mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Mereka adalah simbol keikhlasan, pengorbanan, dan keteguhan iman yang tak lekang oleh zaman. Mereka membangun Palestina, hingga ditahbiskan sebagai negeri para nabi," ungkap Tamsil.

Dalam khutbah yang bertajuk “Determinasi Iman: Fondasi Revivalisme Islam”, Tamsil menyampaikan refleksi mendalam tentang jejak panjang Nabi Ibrahim di Palestina. Ia menegaskan bahwa Palestina bukan sekadar teritorial, tetapi juga warisan spiritual, tempat para nabi membangun peradaban yang menjadi situs istimewa agama-agama samawi.

"Hari ini, rakyat Palestina menapaki jalan Nabi Ibrahim. Mereka mempertaruhkan jiwanya untuk menjaga warisan suci itu. Kita harus berdiri bersama mereka, bukan hanya dengan doa, tapi juga aksi nyata, termasuk menolak produk-produk yang mendanai penjajahan," ujarnya.

Tamsil mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Ia juga menyebutkan diplomasi aktif Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai forum internasional sebagai bentuk nyata komitmen tersebut.

Dalam khutbahnya, Tamsil juga menyoroti tren kecenderungan pada agama yang semakin menguat. "Islam tumbuh sebagai agama yang paling pesat di dunia, termasuk di negara-negara Barat. Bukan hanya karena angka kelahiran, tetapi karena kesadaran. Karena penemuan. Islam adalah jawaban spiritual atas kegelisahan dunia modern,” ujarnya.

Tamsil mengungkapkan bahwa pertumbuhan Islam merupakan bukti relevansi ajaran agama di tengah dunia yang dilanda krisis moral dan spiritual. Revivalisme Islam, kata dia, bukan sekadar nostalgia kejayaan masa lalu, tetapi proyek peradaban untuk umat manusia.

Tamsil menutup khutbah dengan seruan, agar momentum Idul Adha menjadi titik balik komitmen keimanan dan pengabdian. “Kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi tentang menabur kebaikan, berbagi, dan memperkuat solidaritas sosial kepada sesama,” ujarnya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |