Techno9 Dicecar Bursa Soal Piutang Seret dan Utang Bank

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — Kondisi keuangan PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) mendapat sorotan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam keterbukaan informasi, manajemen mengakui masih menghadapi masalah piutang macet sekaligus memiliki kewajiban utang bank yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari meningkat tajam 175% dibandingkan akhir 2024. Salah satunya piutang ke PT Interdata Teknologi Sukses (ITS) yang hingga kini belum bisa ditagih karena perusahaan tersebut mengalami gangguan.

Meski demikian, manajemen mengaku tetap optimistis karena sebagian debitur mulai mencicil pembayaran sejak Agustus-September 2025, termasuk PT Integra Kreasitama Solusindo (IKS) yang berkomitmen melunasi utangnya tahun ini.

Meski piutang bermasalah membengkak, NINE tidak menambah cadangan penyisihan piutang. Alasannya, debitur dianggap sudah menunjukkan komitmen bayar dalam waktu dekat.

Manajemen NINE menyebut upaya yang dilakukan terkait piutang tersebut adalah melakukan penagihan secara intensif. "Kami meningkatkan frekuensi penagihan dan membuat sistem monitoring," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (22/9/2025).

Di sisi lain, perseroan juga masih menanggung utang bank di Bank Central Asia (BCA) sebesar Rp 1,3 miliar yang akan jatuh tempo Maret 2026. Manajemen hanya menyebut kewajiban tersebut masih diperpanjang, tanpa menjelaskan detail strategi pelunasan.

Adapun Bursa mencecar NINE mengenai piutang dan utang tersebut di tengah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan. POH Group asal Singapura sedang melangsungkan proses akuisisi saham NINE. Poh Holdings Pte Ltd telah membeli saham NINE sebanyak 413.345.631 lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pembelian saham tersebut dilakukan pada tanggal 17 September 2025 saat harga saham NINE berada di level Rp 12,23 per saham.

Sehingga,Poh menggenggam sebanyak 773.352.631 lembar atau setara dengan 35,85%, dari sebelumnya 360.007.000 lembar atau setara 16,69%.

Sebagai informasi, dalam penjelasan resmi kepada Bursa, perseroan menyebut adanya dinamika negosiasi dengan Heddy Kandou, pemegang saham pengendali lama, yang membuat porsi akuisisi awal sebesar 70% dipangkas menjadi hanya 35% melalui perjanjian jual-beli bersyarat (CSPA) 22 Juli 2025.

Meski begitu, Techno9 menegaskan POH tetap akan menjadi pengendali baru. Saat ini, amandemen ketiga CSPA masih dibahas, sementara Mandatory Tender Offer (MTO) ditargetkan terlaksana pada kuartal III atau kuartal IV 2025.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Semester I-2025, Waskita Karya (WSKT) Andalkan Bisnis Ini

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |