Thailand Tolak Mediasi Perang dengan Kamboja, Sodorkan Syarat Ini

23 hours ago 3

CNN Indonesia

Jumat, 25 Jul 2025 16:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Thailand menolak upaya mediasi dari negara lain, untuk mengakhiri konflik militer yang tengah berlangsung dengan Kamboja.

Thailand menegaskan satu-satunya cara penyelesaian konflik dengan Kamboja adalah melalui pembicaraan bilateral dan penghentian kekerasan di sepanjang perbatasan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengakui sejumlah negara telah menawarkan diri untuk memfasilitasi dialog mediasi tersebut. Negara-negara tersebut antara lain Amerika Serikat, China, dan Malaysia sebagai ketua ASEAN.

"Saya rasa kita belum membutuhkan mediasi dari negara ketiga," kata Nikorndej kepada Reuters.

Nikorndej menegaskan bahwa Kamboja harus menghentikan kekerasan di sepanjang perbatasan terlebih dahulu, sebelum kedua negara bernegosiasi.

"Kami tetap pada pendirian kami bahwa mekanisme bilateral adalah jalan keluar terbaik. Ini adalah konfrontasi antara kedua negara," kata dia.

"Pintu kami masih terbuka," imbuhnya.

Sejauh ini pemerintah Kamboja belum memberikan komentar terkait pernyataan terbaru Thailand.

Sebelumnya pada Kamis (24/7), Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengadakan pertemuan mengenai "agresi" Thailand. Hun Manet menyebut "agresi" yang dilakukan Thailand "tak beralasan dan direncanakan".

DK PBB disebut akan mengadakan pertemuan tertutup mengenai masalah tersebut pada Jumat (25/7) malam waktu Amerika Serikat.

Konflik antara Thailand dan Kamboja pecah sehari setelah Bangkok menarik duta besarnya di Phnom Penh dan mengusir utusan Kamboja, sebagai tanggapan atas ledakan ranjau darat yang melukai tentara Thailand.

Thailand menuduh ranjau tersebut baru-baru ini dipasang oleh Kamboja. Namun Phnom Penh menyatakan tuduhan tersebut tidak berdasar.

Secara terpisah, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku ketua ASEAN tahun ini, mengaku telah berbicara dengan pemimpin Thailand dan Kamboja untuk menemukan resolusi damai.

"Jika keluarga ASEAN ingin memfasilitasi kembalinya negosiasi bilateral yang konstruktif, hal itu juga disambut baik," ungkap Nikorndej.

(dna/dna)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |