TKA Jenjang SMA di Cirebon Dimulai, Puluhan Ribu Siswa Ikuti Tes Online dan Semi Online

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Tes Kemampuan Akademik (TKA) tingkat SMA/MA dan SMK/MAK telah dimulai di berbagai daerah di Indonesia. Di wilayah kerja Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan X Jabar, tercatat ada ribuan siswa kelas XII  tingkat SMA-SMK-SLB yang mengikuti tes tersebut.

Humas KCD Pendidikan Wilayah X Jabar, Abdul Fatah, mengatakan, TKA itu dibagi menjadi dua gelombang. Untuk gelombang pertama, digelar 3 - 4 November 2025 dan gelombang kedua pada 5 - 6 November 2025.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Pada hari pertama, Senin (3/11/2025), tercatat ada 23.416 siswa SMA-SMK-SLB di wilayah kerja KCD Pendidikan X Jabar yang mengikuti TKA di sekolah masing-masing. Hari ini, Selasa (4/11/2025), TKA memasuki hari kedua.  

Abdul Fatah mengatakan, pada hari pertama TKA, para siswa diuji dengan mata pelajaran wajib. Yakni, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. “Untuk hari kedua, peserta diuji dengan mata pelajaran pilihan, sesuai pilihannya (yang tertera) dalam surat pernyataan ikut serta TKA,” katanya.

Adapun pelaksanaan TKA, kata Abdul Fatah, disesuaikan dengan pilihan sekolah masing-masing. Karenanya, ada sekolah yang memilih moda online dan adapula yang memilih moda semi online.

Sementara itu, ketika ditanyakan adanya kendala yang terjadi pada hari pertama pelaksanaan TKA, Abdul Fatah menyebutkan kurangnya koordinasi. Terutama di tingkat pengawas. “Kurang koordinasi pengawas. Ada pengawas terlambat datang ke sekolah penempatan,” katanya.

Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menetapkan Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2025 tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA). Aturan yang diundangkan pada 3 Juni itu bertujuan memperkuat sistem penilaian pendidikan dasar dan menengah secara nasional.

TKA disebut dirancang untuk menjamin hak semua murid agar capaian akademiknya dapat diukur secara adil dan berkualitas, tanpa membedakan jalur pendidikan yang mereka tempuh, baik formal, nonformal, maupun informal.

Sistem yang digunakan hampir mirip dengan ujian nasional. Hanya saja, TKA bersifat tidak wajib dan tidak menjadi penentu kelulusan. Namun meskipun demikian, hasil TKA digunakan untuk mendukung berbagai kebijakan pendidikan. Tes ini menjadi dasar seleksi jalur prestasi dalam penerimaan murid baru di jenjang SMP, SMA, dan SMK.

Selain itu, TKA juga menjadi pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi, mendukung penyetaraan hasil belajar bagi peserta dari jalur nonformal dan informal, serta menjadi referensi dalam berbagai proses seleksi akademik lainnya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |