Jakarta, CNBC Indonesia - Asia Tenggara dikepung bencana. Topan Bualoi yang pekan lalu menghantam Filipina dan kemudian bergerak ke Vietnam telah menelan puluhan korban jiwa, merusak ribuan rumah, melumpuhkan transportasi, serta memaksa lebih dari setengah juta orang meninggalkan tempat tinggalnya.
Di Filipina, sebagaimana dilansir AFP, topan ini menerjang wilayah kepulauan di bagian tengah, menumbangkan pohon, tiang listrik, hingga menyebabkan banjir besar. Badan pertahanan sipil Filipina pada Senin (29/9/2025) mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas di negara itu melonjak menjadi 24 orang, sebagian besar akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan.
Adapun lebih dari 400.000 orang terpaksa mengungsi demi keselamatan. Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai semakin kuat seiring meningkatnya suhu bumi akibat perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia.
Di Vietnam, Bualoi memasuki daratan pada Minggu malam (28/9/2025) sebagai topan dengan kecepatan angin mencapai 130 kilometer per jam. Dampaknya langsung terasa di bagian tengah dan utara negara itu. Otoritas Vietnam melaporkan setidaknya 13 orang meninggal dunia hingga Senin sore, ribuan rumah dan bisnis rusak, serta puluhan orang hilang.
Tragedi terbesar terjadi di provinsi Ninh Binh pada Senin pagi, ketika pusaran angin terkait topan menewaskan sedikitnya sembilan orang. Seorang korban lain dilaporkan meninggal di provinsi Hue, serta satu di Thanh Hoa.
Polisi menyebut sembilan nelayan hilang setelah perahu mereka terlepas dari tambatan saat badai mengganas di laut pada Minggu malam.
Sementara itu, pemerintah Vietnam mengevakuasi lebih dari 53.000 warga ke sekolah dan pusat kesehatan yang dijadikan tempat penampungan darurat. Empat bandara domestik ditutup, ratusan penerbangan dibatalkan atau ditunda, serta sebagian jalan raya nasional lumpuh. Di provinsi Nghe An dan Ha Tinh, listrik padam meluas dan sekolah diliburkan.
Meski kekuatannya melemah saat melintasi perbatasan menuju Laos pada Senin siang, Bualoi tetap meninggalkan kerusakan besar. Bencana ini datang hanya berselang beberapa pekan setelah Super Topan Ragasa menewaskan 14 orang di Filipina utara.
Adapun negara itu rata-rata dihantam 20 badai dan topan setiap tahun, sebagian besar di daerah rawan bencana dengan penduduk miskin.
Menurut data Kantor Statistik Umum (GSO), Vietnam sendiri mencatat 175 korban jiwa atau hilang akibat bencana alam hanya dalam periode Januari-Agustus 2025. Total kerugian mencapai US$371 juta, hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2024. Tahun lalu, Topan Yagi bahkan menewaskan ratusan orang dan menimbulkan kerugian sekitar US$3,3 miliar.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Bandang Gulung Tetangga RI, Korban Jiwa Berjatuhan