Usai Akusisi, Pengendali BUMI Terus Lego Saham: Begini Kinerjanya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 masih menjadi tahunnya saham-saham konglomerat, tak menepis bahwa saham Salim dan Bakrie Grup juga ikut berpesta pora. Meskipun saham milik duo konglo tersebut belum mampu menandingi kenaikan saham dari grup konglo lainnya yang telah mencetak kenaikan saham ratusan persen hingga ribuan persen di sepanjang tahun ini.

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sudah mulai menunjukkan kenaikannya dalam pergerakan sebulan terakhir. Dimana dalam sebulan terakhir saham BUMI telah melesat 25,45% di level Rp138 per lembar saham hingga perdagangan Jumat (10/10/2025).

Meskipun melesat dalam sebulan terakhir, sayangnya dalam sepekan terakhir saham BUMI terus di lego oleh salah satu pengendali terbesar BUMI yang akhirnya mendorong penurunan saham BUMI mencapai 14,29% dalam sepekan terakhir.

Chengdong Investment Corporation terus melakukan aksi penjualan, hal ini menjadi salah satu pemberat saham BUMI ditengah penyelesaian akuisisi salah satu perusahaan energi di Australia.

Kini BUMI terus melakukan ekspansi bisnis dan memperlebar portofolio bisnisnya.

BISNIS

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merupakan perusahaan induk (holding) dalam grup pertambangan, berada dalam Konglomerasi Bakrie & Salim.

Terdapat dua segmen bisnis BUMI, yakni:
1. Batu bara
Bisnis ini melalui anak-anak usahanya seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Fajar Bumi Sakti, dan PT Pendopo Energi Batubara

2. Non-batu bara (emas, tembaga, seng, timbal) : melalui anak perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

KINERJA KEUANGAN

BUMI mencatatkan laba bersih semester I 2025 sebesar US$20,40 juta atau setara Rp331,21 miliar. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$677,93 juta atau setara Rp11 triliun pada semester I 2025, naik 13,78% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$595,84 juta.

Beban pokok pendapatan BUMI juga naik 5,31% YoY menjadi US$570,90 juta, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$542,09 juta.

Laba bruto BUMI tercatat tercatat kenaikan hingga 99,14% menjadi US$107,02 juta pada akhir Juni 2025 dari sebelumnya sebesar US$53,74 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Setelah dikurangi berbagai macam beban yang diefisiensi, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk BUMI membukukan penurunan hingga 75,97% menjadi US$20,40 juta atau setara Rp331,21 miliar. Laba bersih ini turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$84,91 juta atau setara Rp1,37 triliun.

Salah satu penekan laba bersih BUMI adalah beban bunga dan keuangan yang naik 47,45% menjadi US$11,47 juta, dari sebelumnya hanya sebesar US$7,78 juta.

Adapun hingga akhir Juni 2025, BUMI mencatat jumlah aset sebesar US$3,91 miliar, naik dari akhir Desember 2024 yang sebesar US$4,16 miliar

Total liabilitas BUMI berkurang menjadi US$1,11 miliar per 30 Juni 2025, dari sebelumnya sebesar US$1,29 miliar per 31 Desember 2024.

Total ekuitas BUMI adalah sebesar US$2,80 miliar pada akhir Juni 2025, dari US$2,86 miliar pada akhir 2024.

AKSI KORPORASI

PT Bumi Resources Tbk (Bumi Resources) telah berhasil mengakuisisi 99,68% kepemilikan saham di Wolfram Limited (Wolfram), perusahaan pertambangan emas dan tembaga yang berbasis di Australia. Ditargetkan akuisisi ini akan mencapai 100% pada November 2025.

Akuisisi ini merupakan tindak lanjut dari term sheet agreement yang ditandatangani awal tahun ini dan kini telah difinalisasi setelah memperoleh persetujuan dari Foreign Investment Review Board (FIRB) di Australia.

Langkah ini menandai tonggak penting dalam strategi diversifikasi Bumi Resources, yang memperluas portofolio perusahaan ke sektor mineral strategis dan mineral kritis serta peluang hilirisasi.

Melalui Wolfram, Bumi Resources akan memperoleh akses terhadap potensi produksi emas dan tembaga dalam jangka pendek, yang diharapkan dapat berkontribusi positif pada profil pendapatan perusahaan sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.

DANA UNTUK AKUSISI

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menghimpun dana sebesar Rp721,61 miliar lewat penerbitan obligasi. Rencana penerbitan obligasi ini merupakan tahap II 2025, dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I, dengan total target Rp5 triliun.

Pada tahap II tahun 2025, obligasi yang diterbitkan terdiri dari dua seri. Seri A diterbitkan senilai Rp149,33 miliar dengan tenor 3 tahun dan menawarkan bunga tetap 8% per tahun, sementara Seri B senilai Rp572,28 miliar dengan tenor 5 tahun memberikan bunga tetap 9,25% per tahun.

Bunga obligasi dibayarkan setiap kuartal atau tiga bulan sejak tanggal emisi, di mana yang pertama akan dibayarkan pada tanggal 24 Desember 2025. Sedangkan bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi akan dibayarkan pada tanggal 24 September 2028 untuk Obligasi Seri A dan tanggal 24 September 2030 untuk Obligasi Seri B. Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.

Dalam prospektusnya, manajemen BUMI menyampaikan bahwa dana hasil penerbitan obligasi, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk membiayai aksi akuisisi Wolfram Limited (WFL) di Australia sebesar Rp344,12 miliar. WFL merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas yang memiliki izin operasi hingga tahun 2036.

Selain itu, sekitar Rp98,75 miliar dari hasil penerbitan akan dipinjamkan kepada WFL untuk mendukung kebutuhan belanja modal, eksplorasi, serta modal kerja, sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja BUMI yang mencakup biaya operasional, gaji karyawan, jasa profesional, pajak, dan beban keuangan.

Obligasi ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 September 2025, setelah masa penawaran umum yang dijadwalkan pada 19 September 2025.

Dalam penerbitan obligasi tersebut, BUMI menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Tbk. (TRIM), PT BCA Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi dengan kesanggupan penuh. Di samping itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ditunjuk sebagai wali amanat.

1. Kepemilikan Saham BUMI

Chengdong Investment Corporation adalah anak usaha tidak langsung dari China Investment Corporation (CIC), sebuah sovereign wealth fund dari Republik Rakyat China.

Chengdong memperoleh saham BUMI melalui beberapa instrumen, termasuk melalui konversi utang yaitu Mandatory Convertible Bonds (MCB) yang dikeluarkan oleh BUMI.

Sayangnya, saat ini Chengdong terus melakukan aksi jual terhadap saham BUMI, yang menjadi salah satu pemberat kenaikan saham BUMI.

Per Desember 2022, Chengdong memiliki sekitar 39,653,936,330 lembar saham BUMI, yang setara dengan sekitar 10,68% dari saham yang beredar setelah mengkonversi MCB.

Namun sejak Desember 2024 hingga Juni 2025, Chengdong melakukan divestasi alias penjualan secara bertahap sebanyak 2.533.303.000 saham BUMI.

Chengdong pun terus melakukan aksi penjualan hingga pertengahan Oktober 2025, dan kini porsinya tersisa kisaran 9,11%.

2. Sosok Konglomerat di BUMI

Meskipun Chengdong terus melakukan aksi penjualan, berdasarkan kabar yang beredar di kalangan investor, kini penjualan Chengdong tengah ditampung oleh dua sosok konglomerat di dalam saham BUMI yakni Salim dan Agus Projosasmito.

Sosok Salim Grup di saham BUMI melalui perusahaannya di Hong Kong yakni Mack Energy (Hong Kong) Limited yang kini menguasai 45,78% saham BUMI.

Sementara Agus Projosasmito kini menempati jabatan Vice President Director di BUMI. Meskipun hingga kini belum ada data yang bisa menunjukkan bahwa Agus memiliki porsi saham di BUMI, akan tetapi hadirnya sosok Agus bisa merubah nasib saham BUMI lebih baik.

Valuasi

Dalam industri pertambangan, valuasi BUMI dapat dikatakan murah dengan Price Book Value (PBV) di 2,02, meskipun Price Earning Ratio (PER) BUMI masih tinggi di 76,43, dimana rata-rata industrinya di 30,48.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |