CNN Indonesia
Kamis, 31 Jul 2025 17:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Israel mengecam Kanada yang akan mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang menyusul langkah Inggris dan Prancis.
Kementerian Luar Negeri Israel menyampaikan pernyataan itu dalam rilis resmi yang juga diunggah di X pada hari ini, Kamis (31/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Israel menolak pernyataan Perdana Menteri Kanada. Perubahan posisi pemerintah Kanada di situasi sekarang menjadi hadiah untuk Hamas," demikian rilis Kemlu Israel.
Mereka juga mengeklaim langkah itu bertolak belakang dengan upaya negosiasi gencatan senjata atau kerangka kerja memulangkan seluruh sisa sandera, demikian dikutip Al Jazeera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menegaskan telah bekerja keras sepanjang karier politiknya untuk mencegah pendirian negara Palestina.
Netanyahu bahkan meyakini Negara Palestina dalam kondisi seperti ini hanya akan menjadi landasan peluncuran untuk menghancurkan Israel, bukan untuk hidup berdampingan.
Ia kemudian menekankan Palestina, dalam keyakinan dia, tak menginginkan negara berdiri di samping Israel. Mereka mau negara, tapi tidak Israel. Keyakinan yang bertentangan dengan solusi dua negara.
Solusi dua negara merupakan kerangka yang disepakati komunitas internasional sebagai solusi konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara yang merdeka, berdaulat, berdampingan, damai, dan saling menghormati.
Langkah Kanada dan dua negara Eropa mengakui Palestina merupakan bentuk tekanan komunitas internasional ke Israel agar segera mengakhiri agresi di Jalur Gaza.
Situasi di Jalur Gaza kian parah, kelaparan massal menjalar, gempuran tanpa jeda, sementara akses bantuan terus dikontrol ketat imbas agresi Israel.
Meski rencana pengakuan disambut baik, tetapi ketiga negara itu diharapkan mengakui Palestina tanpa syarat bukan malah menjadikan alat negosiasi, terutama dengan Amerika Serikat.
(isa/rds)