REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Netizen dibuat heboh di media sosial setelah sebuah unggahan yang menyebut Indonesia akan mengalami hujan salju pada 2026. Unggahan yang viral itu pun memicu rasa penasaran netizen.
Seperti dibagikan akun Instagram @samm... pada Ahad (1/6/2025). Dalam unggahan di akun tersebut terlihat foto ilustrasi peta Indonesia yang seolah diselimuti salju berwarna putih. “MENGEJUTKAN! Indonesia diprediksi akan turun salju pada tahun 2026 nanti,” tulis keterangan dalam gambar yang diunggah.
Warganet pun berkomentar pro dan kontra. Ada yang skeptis, tetapi tidak sedikit yang antusias terjhadap postingan tersebut.
Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan klaim tersebut tidak benar. Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan Indonesia memiliki iklim tropis dan terletak di garis khatulistiwa. Hal ini membuat suhu udara di Indonesia relatif hangat sepanjang tahun.
“Salju kan butuh suhu dekat titik (0 derajat celsius),” kata Ardhasena.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, juga meragukan kebenaran sumber informasi tersebut. Ia menegaskan Indonesia memiliki karakteristik iklim tropis dengan suhu rata-rata antara 20°C hingga 30°C sepanjang tahun.
“Indonesia merupakan wilayah dengan iklim tropis, memiliki karakteristik suhu hangat, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang melimpah sepanjang tahun,” ujar Guswanto.
Kondisi tersebut membuat salju sangat tidak mungkin turun di wilayah tropis seperti Indonesia. "Selain itu, iklim tropis juga dikenal dengan dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau," ujarnya.
Salju di Jayawijaya
Meskipun secara umum tidak memungkinkan, BMKG menyebut ada pengecualian di wilayah Indonesia, khususnya di daerah yang berada pada ketinggian ekstrem. Salah satunya adalah Pegunungan Jayawijaya di Papua, yang memiliki puncak dengan ketinggian lebih dari 4.800 meter di atas permukaan laut.
Salju memang sudah lama ditemukan di Puncak Jaya, yang merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia dengan gletser tropis. BMKG tidak pernah menyatakan adanya potensi salju di Indonesia, baik untuk 2026 maupun tahun-tahun mendatang.
BMKG menjelaskan mereka tidak pernah merilis prediksi akan turun salju di Indonesia. BMKG justru mengkhawatirkan terkait pencairan es yang berada di Puncak Jayawijaya, Papua.
"Gletser di wilayah tersebut diperkirakan akan hilang seluruhnya sekitar tahun 2026 karena pemanasan global yang semakin meningkat."
Karena itu secara ilmiah tidak mungkin turun salju Indonesia, kecuali terjadi perubahan yang sangat drastis pada letak geografis dan iklim Indonesia. Indonesia adalah negara tropis yang berada di sekitar garis ekuator. Suhu rata-rata di berbagai daerahnya berkisar antara 25 hingga 28 derajat Celsius —jauh di atas titik beku untuk salju, yaitu di bawah 0 derajat Celsius. Untuk salju dapat turun, dibutuhkan tekanan udara yang rendah, suhu di bawah nol, serta kelembaban yang tinggi secara bersamaan. Kondisi ini secara alami tidak mungkin terjadi di dataran rendah Indonesia, meskipun intensitas hujan atau pola musim dingin global berubah.
Satu-satunya Wilayah Bersalju: Puncak Jayawijaya Meskipun secara umum Indonesia tidak mengalami salju, ada satu tempat yang berbeda: Puncak Jayawijaya di Papua. Di puncak gunung tertinggi di Indonesia ini, tersimpan es abadi yang telah ada selama ribuan tahun. Namun, penting untuk dicatat bahwa es ini bukan hasil dari hujan salju yang rutin, tetapi merupakan gletser yang terbentuk melalui proses geologis dan iklim di masa silam.
Sayangnya, ketebalan es di area ini semakin berkurang dari tahun ke tahun. Pemanasan global menjadi faktor utama yang menyebabkan pencairan gletser tersebut. BMKG bahkan memperkirakan bahwa es di Puncak Jayawijaya akan sepenuhnya hilang pada tahun 2026, menjadikan Indonesia sebagai negara tropis yang tidak memiliki titik es alami.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai informasi viral di media sosial tanpa sumber ilmiah yang jelas. Informasi yang menyesatkan tidak hanya menciptakan kebingungan, tetapi juga bisa mengganggu pemahaman publik terhadap fenomena cuaca dan iklim yang sebenarnya.