Wajah Bisa Jadi Alarm Diabetes: Kenali Tanda Kulit di Sekitar Hidung yang Kerap Diabaikan

9 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Diabetes atau kadar gula darah tinggi sering kali disebut sebagai silent killer karena gejalanya yang terkadang tidak disadari. Namun, tahukah Anda bahwa tubuh, bahkan wajah, bisa memberikan alarm awal?

Seorang pakar medis berpengalaman dengan pengalaman lebih dari dua dekade, dr Amina Goodwin, baru-baru ini berbagi temuan mengejutkan di media sosial tentang gejala diabetes yang bisa terlihat di wajah. Ini bisa menjadi tanda pertama diabetes, atau setidaknya, panggilan untuk segera mengontrol pola makan.

Dr Goodwin menyoroti area di sekitar hidung sebagai indikator penting. "Ketika saya melihat ruam kemerahan-merah muda yang mengelupas tepat di lipatan hidung, kadang-kadang bahkan tampak seperti luka, itu adalah tanda yang jelas," ujarnya, seperti dilansir laman Bristol Live pada Kamis (10/7/2025).

Menurut dokter, reaksi pada bagian wajah tertentu ini terjadi ketika jamur kulit tidak berbahaya yang biasanya ada pada kita mulai tumbuh berlebihan. Jamur spesifik ini "makan" gula, jadi semakin banyak gula yang tersedia dari makanan yang Anda konsumsi, semakin besar kemungkinan jamur tersebut tumbuh berlebihan dan menyebabkan reaksi ini. Inilah yang menghubungkan bercak-bercak mengelupas tersebut dengan kadar gula darah tinggi.

Kadar gula darah tinggi adalah salah satu indikator utama prediabetes atau diabetes secara umum. Dr Goodwin melanjutkan, "Banyak yang memiliki ruam ini hanya menganggapnya sebagai kulit kering, terutama para pria. Tapi itu bukan hanya kulit kering. Itu menunjukkan pertumbuhan berlebih jamur kulit karena gula sangat tinggi, dan gula ini adalah makanan bagi jamur".

Faktanya, sekitar sepertiga penderita diabetes akan mengalami masalah kulit, seperti luka kulit atau ruam di kaki. Menurut American Diabetes Association (ADA), beberapa masalah kulit bahkan bisa menjadi tanda peringatan diabetes pada mereka yang belum terdiagnosis. Kabar baiknya adalah sebagian besar masalah kulit terkait diabetes dapat dicegah atau diobati dengan mudah jika terdeteksi sejak dini. Mengontrol kadar gula darah (glukosa) dengan baik adalah kunci utama untuk mencegah masalah kulit diabetes dan banyak gejala diabetes lainnya.

Ketika diabetes memengaruhi kulit, menyebabkan luka kulit atau ruam diabetes, itu adalah pertanda bahwa kadar gula darah Anda terlalu tinggi. Jika Anda melihat adanya masalah kulit, sudah saatnya berbicara dengan dokter Anda. Segera lakukan tes diabetes jika Anda belum didiagnosis. Bekerja sama dengan dokter dan edukator perawat diabetes Anda untuk belajar bagaimana mengendalikan diabetes dengan diet, olahraga, dan obat-obatan, jika diperlukan.

Selain itu, temui dokter kulit atau dokter umum Anda tentang masalah kulit diabetes apa pun. Beberapa masalah kulit diabetes mungkin tidak terlihat terlalu serius tetapi dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari jika tidak diobati. "Sebagian besar, kontrol diabetes dapat membantu masalah kulit terkait," kata dr Justin Ko, direktur dan kepala dermatologi medis di Stanford Health Care di Palo Alto, California.

"Saya selalu bersikeras bahwa pasien diabetes saya merawat kulit dan kesehatan mereka secara umum secara agresif. Untuk kulit, pelembap; memeriksa kaki dan tungkai setiap hari untuk mencari lepuh, luka, dan kulit pecah (terutama di antara jari-jari kaki); dan perawatan kuku semuanya sangat penting. Jamur kuku dan kaki dapat menyebabkan retakan dan pecah pada kulit, memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi," kata dia menjelaskan.

Selain ruam di lipatan hidung, ada beberapa masalah kulit lain yang bisa menjadi indikasi diabetes atau komplikasi dari gula darah tinggi. Infeksi bakteri seperti bisul atau infeksi kuku lebih rentan terjadi pada penderita diabetes, ditandai dengan area yang panas, merah, nyeri, dan bengkak.

Infeksi jamur, terutama Candida albicans, juga umum, menyebabkan ruam merah gatal di area lembap seperti ketiak atau di antara jari kaki. Kulit gatal dapat disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk, sering terjadi di kaki bagian bawah. Vitiligo, kondisi autoimun yang menyebabkan kulit kehilangan pigmen, juga dikaitkan dengan diabetes tipe 1.

Kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati) bisa menyebabkan hilangnya sensasi di kaki, membuat luka atau lepuh tidak terasa dan berisiko infeksi. Lepuh diabetes (bullosis diabeticorum) adalah kondisi langka namun biasanya tidak nyeri dan sembuh sendiri.

Kadar trigliserida yang sangat tinggi akibat diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan eruptive xanthomatosis, berupa benjolan kuning seperti kacang polong di tangan, kaki, lengan, dan bokong. Digital sclerosis menyebabkan kulit menjadi tebal, kencang, dan berlilin di punggung tangan, membuat jari kaku. Disseminated granuloma annulare menghasilkan bintik-bintik menonjol berbentuk cincin yang biasanya hilang sendiri. Terakhir, acanthosis nigricans membuat lipatan kulit menjadi gelap, tebal, dan beludru, seringkali muncul sebelum diagnosis diabetes, terutama pada orang yang kelebihan berat badan dan resistensi insulin. Semua masalah kulit ini menekankan pentingnya menjaga kontrol gula darah dan berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang mencurigakan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |