WHO: Pemotongan Bantuan AS Ancam Kesehatan Global

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap pemotongan bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat yang dinilai berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di berbagai belahan dunia.

Sejak menjabat pada Januari lalu, Presiden Donald Trump secara efektif membekukan pendanaan bantuan luar negeri, membongkar Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan program-program lainnya, serta mengumumkan rencana keluar dari keanggotaan WHO.

Padahal, selama ini Amerika Serikat merupakan donor terbesar bagi WHO. AS tidak membayar iuran tahun 2024, dan hingga kini belum ada kejelasan apakah kewajiban keanggotaannya akan dipenuhi pada 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO yang sejak awal tahun ini sudah menghadapi defisit besar, menurut laporan internal, berencana memangkas anggarannya hingga 20 persen. Hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada cakupan program dan pengurangan jumlah tenaga kerja.

"WHO bersama mitra-mitranya memiliki peran penting dalam menopang sistem kesehatan, merehabilitasi layanan kesehatan, melatih dan mengirimkan tim medis darurat, serta menempatkan kit trauma di wilayah rawan," ujar Hanan Balkhy, Direktur Regional WHO untuk kawasan Mediterania Timur, kepada AFP.

"Namun kini banyak dari program tersebut telah dihentikan atau tak bisa dilanjutkan," tambahnya.

Pemotongan bantuan dinilai akan menghambat kemampuan WHO untuk terus memberikan bantuan medis kepada komunitas yang sangat membutuhkan perawatan.

Balkhy menyoroti konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Sudan, dan Yaman sebagai wilayah yang sejak awal sudah berada dalam tekanan tinggi. Kini, tekanan tersebut bertambah akibat terganggunya aliran bantuan.

Di Gaza, yang telah dilanda konflik lebih dari satu setengah tahun, sebagian besar wilayah hancur dan hanya sedikit rumah sakit yang masih berfungsi. Situasi kesehatan masyarakat pun dinilai sangat memprihatinkan.

"Dukungan tim medis darurat, pengadaan obat-obatan, serta rehabilitasi fasilitas kesehatan semuanya langsung terdampak oleh pembekuan bantuan AS," kata Balkhy.

Sudan dalam ancaman wabah bertubi-tubi

Di Sudan, WHO menghadapi tantangan besar di tengah perang saudara yang telah mengungsikan jutaan orang. Balkhy menyebutkan bahwa beberapa wilayah bahkan mengalami tiga jenis wabah sekaligus: malaria, demam berdarah, dan kolera.

"Kami bekerja keras untuk mengidentifikasi patogen baru maupun yang kembali muncul, demi melindungi rakyat Sudan sekaligus mencegah penyebaran global. Pemotongan dana ini jelas akan melemahkan kemampuan kami dalam pengawasan dan deteksi penyakit," jelasnya.

Lebih jauh, Balkhy memperingatkan, jika Amerika Serikat benar-benar keluar dari WHO, hal itu akan memutus jalur komunikasi penting yang selama ini terjalin dengan lembaga penelitian, universitas, dan institusi kesehatan masyarakat terkemuka di AS.

Akibatnya, akan terjadi hambatan dalam pertukaran data dan riset yang krusial untuk menangkal krisis kesehatan global seperti pandemi baru.

"Virus dan bakteri ini, pertama, tidak mengenal batas negara. Kedua, mereka tak peduli dengan situasi politik manusia," pungkas Balkhy.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |