Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia menyatakan mendukung perpanjangan gencatan senjata Paskah di Ukraina, meskipun belum ada perintah resmi dari Presiden Vladimir Putin. Gencatan senjata yang diumumkan secara sepihak oleh Putin pada Sabtu malam waktu setempat dijadwalkan berakhir pada Minggu tengah malam (21 April pukul 00.00 waktu Moskow atau 21.00 GMT).
Namun, seperti dilaporkan kantor berita TASS, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyampaikan bahwa "Presiden Rusia Vladimir Putin belum mengeluarkan perintah untuk memperpanjang gencatan senjata Paskah di Ukraina," melansir Reuters.
Meski demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut seruan itu dan bahkan mengusulkan agar gencatan senjata diperpanjang selama 30 hari ke depan demi memberi "kesempatan bagi perdamaian".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ukraina akan mengikuti gencatan senjata dan kami mengusulkan perpanjangan 30 hari setelah Minggu ini," ujarnya. Namun, ia mengaku belum mendapat tanggapan resmi dari Rusia atas usulan tersebut.
Gencatan senjata Paskah selama 30 jam ini digadang-gadang sebagai jeda paling signifikan dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Akan tetapi, kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
Zelensky menuduh Rusia tetap melancarkan serangan di garis depan. "Pasukan Rusia terus melakukan penembakan dan serangan meski telah diumumkan gencatan senjata," katanya. Ia juga menyebut ada ratusan serangan dan peluncuran drone sepanjang hari Minggu.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah "menghalau" serangan dari pihak Ukraina di wilayah Donetsk dan menuduh Kyiv meluncurkan ratusan drone serta artileri yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.
"Meski gencatan senjata Paskah telah diumumkan, unit Ukraina berupaya menyerang posisi Rusia di malam hari," tulis pernyataan resmi kementerian.
Sementara itu, serangan drone juga dilaporkan melukai seorang perempuan dan dua anak-anak di wilayah perbatasan Belgorod, Rusia. Di kota Gorlovka, Donetsk yang diduduki Rusia, dua warga sipil juga dilaporkan terluka.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa pasukan mereka "secara ketat mematuhi gencatan senjata."
Meski ada laporan pelanggaran, sejumlah prajurit Ukraina di lapangan mengakui ada penurunan aktivitas tempur. Seorang komandan unit drone menyebut aktivitas Rusia "berkurang drastis di Zaporizhzhia dan Kharkiv". "Beberapa serangan tercatat, tapi hanya insiden kecil melibatkan kelompok kecil," katanya kepada AFP.
Sergiy, seorang letnan junior di wilayah perbatasan Sumy, mengatakan bahwa artileri Rusia "tidak aktif" dan suasana "lebih tenang dari hari biasa". Ia menambahkan bahwa "drone masih terbang, tapi lebih banyak untuk pengintaian, bukan serangan."
(tis/tis)