10 Perangkat Rumah Tangga yang Tetap Sedot Listrik Walau Dimatikan

3 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar orang masih beranggapan bahwa konsumsi listrik akan berhenti sepenuhnya setelah perangkat elektronik dimatikan atau ditekan timbil "off" nya.

Kenyataannya, berbagai peralatan rumah tangga tetap menggunakan listrik meskipun tidak sedang dioperasikan. Praktik ini dikenal sebagai standby power atau vampire load.

Menurut data U.S. Department of Energy (DOE) yang dikutip dari laman Dad is FIRE, sekitar 10 persen dari rata-rata tagihan listrik rumah tangga berasal dari perangkat yang dibiarkan terhubung dalam kondisi standby. Artinya, ada biaya yang terus berjalan tanpa memberi manfaat nyata bagi penghuni rumah.

Mengapa Perangkat Tetap Menyedot Listrik?

Sebagian besar perangkat modern memiliki fitur bawaan seperti jam digital, lampu indikator, sensor remote, hingga mode siaga (standby mode). Fitur ini membuat perangkat lebih cepat digunakan kembali, namun tetap membutuhkan aliran listrik meski tombol power sudah dimatikan.

"Standby power terlihat kecil, tapi jika dihitung selama 24 jam sehari dan dikalikan jumlah perangkat di rumah, hasilnya signifikan," tulis Berkeley Lab dalam risetnya.

Perangkat yang Paling Banyak Membuang Energi Saat Mode Standby

Berdasarkan data uji konsumsi daya, berikut beberapa perangkat rumah tangga yang sebaiknya dicabut dari stop kontak jika tidak digunakan:

  • Charger Ponsel & Elektronik Kecil - 0,2-2 watt
  • Charger Kendaraan Listrik (EV/Ebike) - 0,3-5 watt
  • Laptop & Komputer Desktop - 0,7-20 watt
  • Televisi Modern - 1-5 watt
  • Set-Top Box TV - 10-30 watt (terboros dalam kondisi siaga)
  • Router WiFi & Modem Internet - 5-10 watt, berjalan nonstop 24 jam
  • Speaker & Sistem Audio - 5-10 watt meski tombol power mati
  • Microwave, Oven, Mesin Kopi dengan Jam Digital - 1-5 watt
  • Printer & Scanner - 2-5 watt
  • AC & Air Purifier - AC 0,6-10 watt, Air Purifier 0,2-1,5 watt
  • Konsumsi ini tampak kecil, namun jika digabungkan seluruh perangkat bisa setara dengan menyalakan kipas angin atau bahkan lampu sepanjang hari.

Strategi Mengurangi Vampire Load

Pakar energi menyarankan beberapa langkah praktis agar rumah tangga di Indonesia bisa lebih hemat listrik:

  • Gunakan power strip dengan saklar, sehingga beberapa perangkat bisa diputus sekaligus.
  • Manfaatkan smart plug atau timer untuk router WiFi atau mesin kopi.
  • Biasakan mencabut charger setelah dipakai, meski hanya menyedot 0,2 watt.
  • Pilih produk elektronik dengan label hemat energi yang memiliki konsumsi standby rendah.
  • Pastikan perangkat dimatikan total, bukan sekadar standby.

Dengan kebiasaan sederhana ini, tagihan listrik bisa ditekan tanpa mengorbankan kenyamanan.

Konsumsi listrik laptop dicolok

Laptop yang tidak dimatikan dan masih tercolok ke stok kontak juga menyedot daya listrik. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar daya listrik yang habis dari laptop tersebut hampir Rp 300 ribu.

Daya tahan baterai yang makin kuat dan desain elektronik masa kini membuat orang-orang terbiasa tidak mematikan laptop. Laptop hanya ditutup dan dibiarkan dalam kondisi sleep atau standby.

Setelah selesai digunakan, kebanyakan orang memilih hanya menutup layar laptopnya tanpa mematikan (shut down). Banyak yang bertanya apakah kebiasaan ini bisa merusak laptop dan boros listrik?

Popsci melakukan eksperimen untuk mencari tahu dampak kebiasaan tidak mematikan laptop setelah digunakan. Caranya adalah lewat pengukuran energi yang dihabiskan oleh laptop saat dalami kondisi tidur atau sleep.

Dalam kondisi sleep, komputer termasuk laptop tidak melakukan operasi apapun dan listrik hanya digunakan untuk menjaga RAM (memori) tetap memiliki pasokan daya. RAM adalah lokasi penyimpanan aplikasi, dokumen, jendela browser yang dalam keadaan terbuka.

Popsci mengukur daya yang dihabiskan oleh laptop dalam kondisi sleep dengan mengisi penuh daya di laptopnya kemudian menutup layar dan mencabut kabel pengisian listrik. Setelah seharian, daya yang tersimpan di laptop hanya berkurang 1 persen saat layar kembali dibuka.

Kemudian, Popsci menggunakan perangkat pengukuran penggunaan listrik yang bernama Kill A Wat untuk mendapatkan angka yang lebih detail. Hasilnya, laptop dalam kondisi sleep yang dicolok ke stop kontak hanya menghabiskan 0,02 kWh listrik selama 15 jam.

Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga besar (R-3/TR) dengan daya 6.600 VA ke atas di RI adalah Rp 1.699,53 per kWh. Artinya, selama 15 jam laptop yang tercolok dengan layar tertutup selama 15 jam hanya menghabiskan biaya listrik Rp 34. Artinya, dalam setahun biaya listrik yang dihabiskan oleh laptop dalam kondisi sleep adalah Rp 298 ribu.

Sebagai perbandingan, bohlam 60 watt menghabiskan 0,06 kWh listrik setiap jam.

Artinya, listrik yang dihemat dengan mematikan laptop setiap habis digunakan dan mencabut colokannya tidak signifikan dibanding mengganti lampu pijar di rumah dengan lampu LED.

Namun, mematikan komputer dan laptop sebaiknya tetap dilakukan secara rutin meskipun tidak setiap habis digunakan. Misalnya, saat laptop ditinggalkan di rumah selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Menurut Popscie, beberapa jenis komputer juga sebaiknya dimatikan lebih sering. Komputer gaming yang digunakan tiap akhir pekan, misalnya, lebih baik dimatikan selama hari kerja.

Selain itu, mematikan dan menghidupkan kembali (restart) komputer dan laptop bisa menghilangkan permasalahan yang mengganggu. Saat laptop hanya dalam kondisi sleep, bug yang tertanam di dalam software akan menumpuk di memori komputer. Dampaknya, komputer menjadi tidak stabil.

Meskipun tidak ada bug pada software, komputer dan laptop yang terus menurus menyala dalam waktu tertentu akan punya beberapa masalah. Mematikan dan menyalakan kembali biasanya bisa menghilangkan permasalahan tersebut.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |