Jakarta, CNN Indonesia --
Kolaborasi antara World Resources Institute (WRI) Indonesia, WWF-Indonesia, dan PT Bank HSBC Indonesia selama lima tahun terakhir telah membuahkan hasil positif dalam mendorong transisi menuju industri rendah karbon di Indonesia.
Melalui program Climate Solutions Partnership (CSP), ketiga lembaga ini berupaya mempercepat adopsi efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan, khususnya di sektor industri dan komersial.
Sektor industri menjadi fokus utama karena menyumbang sekitar 34% emisi nasional. Sehingga, dekarbonisasi industri penting untuk memenuhi target iklim dan membuka peluang lapangan kerja hijau di pasar global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inisiatif ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% melalui Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC).
Dalam laporannya, selama lima tahun terakhir CSP telah mengadakan serangkaian sesi penguatan kapasitas dan bantuan teknis bagi perusahaan industri terkait berbagai cara untuk mengurangi emisi di dalam sistem operasional mereka.
Salah satunya kerja sama dengan sebuah perusahaan apparel, program ini juga melakukan uji coba efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan di sektor industri.
Lebih lanjut, program ini juga mengembangkan pedoman transisi menuju energi terbarukan, rekomendasi kebijakan untuk pengurangan emisi, serta penguatan kapasitas bagi bank nasional untuk memberikan solusi pembiayaan rendah karbon.
Pengembangan pedoman transisi energi yang dilakukan memberikan referensi praktis yang dapat membantu sektor industri dalam proses pengadopsiannya.
Pedoman ini kemudian diperkuat dengan rekomendasi kebijakan untuk memastikan bahwa panduan teknis dapat diterapkan melalui dorongan regulasi yang sesuai sehingga implementasinya berjalan baik dan terukur.
"Salah satu pelajaran terbesar dari CSP adalah bahwa transisi tidak bisa didorong dengan satu pendekatan yang seragam," kata Managing Director WRI Indonesia Arief Wijaya dalam keterangannya dikutip Selasa (17/6).
Menurutnya, setiap sektor, bahkan setiap perusahaan, memiliki konteks dan tantangan yang berbeda, dan di situlah pentingnya solusi yang adaptif dan berbasis data.
"Melalui pendekatan kolaboratif, kami melihat bagaimana perusahaan bisa mulai bergerak, bahkan dari titik awal yang sangat beragam, menuju arah dekarbonisasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan," ujar Arief.
Di samping itu, transisi energi menuju net-zero tak bisa dilepaskan dari perlindungan alam dan keanekaragaman hayati.
Sementara itu, CEO WWF-Indonesia Aditya Bayunanda menekankan pentingnya keanekaragaman hayati dalam transisi energi. Sebab, tanpa ekosistem yang terjaga pencapaian target net zero sulit dicapai.
"Oleh karena itu, kami mendukung penerapan perlindungan keanekaragaman hayati baik dalam pembangunan energi terbarukan maupun upaya-upaya dekarbonisasi lain," ujarnya
"Contohnya, pengembangan panduan konversi biomassa yang kami kembangkan tujuannya agar penggunaannya selain mengurangi emisi GRK, tetapi juga tetap menjaga ekosistem secara luas," ujarnya.
Dari sisi perbankan, CSP menjadi bagian dari komitmen filantropi HSBC Indonesia dalam mendukung proyek-proyek transisi energi tahap awal yang berpotensi besar namun belum sepenuhnya menarik secara komersial.
"Kami bangga mendukung Climate Solutions Partnership sebagai bagian dari komitmen kami dalam mendorong inovasi dan pembiayaan yang mempercepat adopsi energi terbarukan di sektor industri," kata President Director, HSBC Indonesia Francois de Maricourt.
Inisiatif ini, kata dia, dapat berkontribusi dalam upaya Indonesia menuju target net zero. Meskipun masih banyak upaya yang perlu dilakukan kedepannya.
"Langkah ini menunjukkan bahwa keberhasilan dapat dicapai jika seluruh pemangku kepentingan memiliki tujuan yang sama," ujarnya.
Kolaborasi ini telah membantu dalam mengembangkan fondasi bagi dekarbonisasi industri di Indonesia, melalui pemberian skema praktis dan panduan teknis yang dapat mendukung penguatan sistem secara lebih luas serta pengembangan insentif untuk membantu pencapaian target net zero Indonesia pada tahun 2050.
(inh)