Ada RI, Ini 10 Negara Teraman di Bumi Bila Perang Dunia 3 Pecah

6 hours ago 1

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Dunia Ketiga atau PD3 akhir-akhir ini merupakan sebuah hal yang mencuat. Hal ini didorong oleh peperangan antara Iran dan Israel.

Israel telah melancarkan serangan militer luas terhadap Iran. Negeri Zionis itu menghantam sejumlah lokasi termasuk beberapa instalasi nuklir terpentingnya. Hal ini memicu balasan keras dari Teheran, yang juga meluncurkan sejumlah rudal ke Israel, yang merupakan sekutu utama Amerika Serikat (AS)

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan bahwa setiap serangan AS terhadap negaranya akan menimbulkan konsekuensi serius, dan Iran tidak akan menerima perdamaian yang dipaksakan dengan kekerasan. Trump sendiri yang menyerukan Iran untuk menyerah, karena konflik antara Israel dan Iran mengancam akan meningkat lebih jauh.

Dengan situasi ini, sejumlah warga dunia mempertimbangkan tempat-tempat yang berpotensi aman karena ancaman PD 3 muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Media India Economic Times pun merinci sejumlah negara yang dapat dijadikan tempat pelarian bila perang terjadi. Berikut daftarnya dikutip Kamis (19/6/2025):

Islandia.

Islandia, yang terletak di utara, bisa jadi merupakan tempat berlindung yang aman. Selain relatif terisolasi, negara ini dikenal sebagai salah satu negara paling damai di dunia dan kabarnya tidak pernah terlibat dalam perang atau invasi apa pun.

Afrika Selatan.

Afrika Selatan juga masuk dalam daftar tempat aman yang potensial jika terjadi Perang Dunia Ketiga. Dengan sumber makanan yang melimpah, tanah yang subur, dan akses ke air tawar, negara ini menawarkan prospek yang kuat untuk mencapai swasembada. Selain itu, infrastruktur modern Afrika Selatan juga memainkan peran penting.

Fiji.

Fiji, negara kepulauan terpencil, terletak sekitar 2.700 mil dari tetangga terdekatnya, Australia. Dengan doktrin militernya, Fiji memiliki kepentingan strategis untuk menjaga perdamaian dunia. Negara ini juga menempati peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global serta memiliki sumber daya alam yang kaya.

Chili.

Chili, negara Amerika Selatan yang membentang lebih dari 4.000 mil, berpotensi menjadi penghubung strategis antara Moskow dan Madrid. Berlimpah dengan berbagai tanaman dan sumber daya alam yang penting untuk bertahan hidup, negara ini juga menonjol karena memiliki infrastruktur paling maju di benua itu.

Argentina.

Argentina dianggap sebagai salah satu negara yang paling mungkin bertahan dari bencana kelaparan setelah perang nuklir. Negara Amerika Selatan ini dikatakan memiliki persediaan tanaman pangan yang melimpah, menyediakan cadangan makanan yang signifikan bahkan jika sinar matahari terhalang oleh dampak nuklir.

Selandia Baru.

Pada saat ketakutan akan PD 3 membayangi, Selandia Baru juga bisa menjadi salah satu negara tempat orang dapat melarikan diri. Berada di peringkat kedua dalam Indeks Perdamaian Global, negara ini memiliki catatan netralitas yang panjang dalam konflik global. Lokasinya yang terpencil dan medan pegunungan yang terjal menambah lapisan pertahanan alami terhadap potensi invasi.

Tuvalu.

Tuvalu, sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah antara Hawaii dan Australia, hanya memiliki populasi 11.000 jiwa. Infrastruktur pulau yang lemah dan sumber daya alam yang terbatas membuatnya menjadi target yang tidak menarik bagi calon agresor.

Swiss.

Swiss, yang telah lama dikaitkan dengan perdamaian dan kenetralan, dianggap sebagai salah satu dari sedikit negara yang mungkin mengalami konflik nuklir. Negara ini telah lama tidak terlibat dalam perang sejak PD 2, bersama dengan daerah pegunungannya, menawarkan pertahanan alami yang kuat dan juga dilengkapi dengan jaringan tempat perlindungan yang luas terhadap kejatuhan nuklir.

Greenland.

Greenland, pulau terbesar di dunia dan wilayah Denmark, tidak mungkin menjadi target nyata bagi negara adikuasa global mana pun karena lokasinya yang terpencil, kenetralan politik, dan populasinya yang kecil, hanya 56.000 jiwa.

Indonesia.

Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa negara ini tidak akan memihak pihak mana pun dalam konflik global. Presiden pertama dan proklamator kemerdekaan Indonesia. Sukarno, mencirikan kebijakan luar negeri negara ini sebagai "bebas dan aktif." Para pemimpin pemerintah terus menekankan pendekatan independen Indonesia terhadap hubungan internasional, dengan fokus yang kuat pada promosi perdamaian global.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pesan Terbaru Paus Leo XIV ke Warga Bumi, Singgung Perang Dunia 3

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |