Allah Sebut Orang ini Contoh Hamba yang Banyak Bersyukur

5 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah mencintai hamba-Nya yang bersyukur. Sebab hamba semacam itu menikmati keadaannya dan jauh dari serakah.

Bersyukur adalah perasaan terima kasih dan penghargaan atas segala nikmat atau kebaikan yang telah diterima, baik itu dari Tuhan, orang lain, maupun dari diri sendiri. Dalam konteks agama, bersyukur merupakan bentuk ibadah dan pengakuan atas segala karunia yang diberikan oleh Tuhan.

Syukur diekspresikan dengan sejumlah sikap. Pertama perasaan terima kasih: Merasakan dan menyadari kebaikan atau manfaat yang telah diterima. Kedua, pengakuan: Mengakui bahwa nikmat yang diterima berasal dari Tuhan atau orang lain.

Ketiga, ungkapan: Menyatakan rasa terima kasih secara lisan, perbuatan, atau melalui hati. Keempat, penerimaan: menerima segala sesuatu yang diberikan dengan hati yang lapang, termasuk saat menghadapi kesulitan.

Kelima, tindakan: Menggunakan nikmat yang diterima untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat.

Allah menjelaskan hamba yang bersyukur dalam Surah Al-Isra Ayat 3

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

żurriyyata man ḥamalnā ma'a nụḥ, innahụ kāna 'abdan syakụrā

(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.

Allah menyebut Nabi Nuh dengan sebutan hamba yang banyak bersyukur sebagai dorongan bagi keturunannya agar mereka senantiasa bersyukur kepada Allah.

Ulama penafsir Alquran Abdurrahman as-Sa'di menjelaskan sebagai berikut:

“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh,” maksudnya “Wahai anak cucu dari orang-orang yang telah Kami beri anugerah dan Kami angkut bersama Nuh.”

“Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur,” pada ayat ini terkandung keterangan pemuliaan terhadap Nabi Nuh yang berbentuk pujian, lantaran beliau telah menjalankan kewajibannya untuk bersyukur kepada Allah dan telah menyandang sifat tersebut.

(Di dalamnya juga terkandung) anjuran bagi keturunannya untuk menapaki jalan hidup dengan mengaca kepada beliau dalam bersyukur (kepada Allah), serta (perintah) supaya mereka selalu mengingat nikmat-nikmat Allah bagi mereka tatkala Allah menjadikan mereka tetap survive dan menempatkan mereka di bumi sebagai khalifah serta menenggelamkan selain mereka, (kaum yang tidak beriman).

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |