Amerika Bikin Patah Hati, Harga Emas Langsung Bikin Cemas

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia lagi-lagi terkoreksi usai bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga dan memperkirakan laju penurunan suku bunga di masa mendatang yang lebih lambat. Meskipun konflik antara Israel dan Iran makin memanas, akan tetapi belum mampu menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Pada perdagangan Rabu (18/6/2025), harga emas dunia turun 0,59% di level US$3.368,21 per troy ons. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan 0,16% pada hari sebelumnya.

Pada perdagangan hari ini Kamis (19/6/2025) hingga pukul 06.14 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,19% di posisi US$3.374,48 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Rabu setelah penguasa bank sentral Amerika, The Fed, mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengisyaratkan laju penurunan yang lebih lambat di masa mendatang, dan ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral memperkirakan jumlah inflasi yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang.

Kebijakan di Amerika ini membuat emas terkulai. 

Harga spot sempat naik setelah The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%-4,50% saat ini, namun sayangnya jelang penutupan harga emas tak mampu mempertahankan penguatannya.

" Powell melemahkan optimisme awal dengan mengulangi berkali-kali bahwa mengingat pengangguran yang rendah dan stabil, The Fed berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat. Ia mengisyaratkan secara umum bahwa September bisa menjadi pertemuan langsung tetapi itu tidak cukup untuk pasar aset atau emas yang mengharapkan kecenderungan yang lebih dovish," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen, kepada Reuters.

"Emas perlu kembali ke level US$3.400 per troy ons agar bulls dan mengambil kendali dengan kuat," tambah Wong.

Sementara para pembuat kebijakan masih mengantisipasi pemotongan suku bunga setengah poin persentase tahun ini, mereka sedikit memperlambat laju yang diharapkan dari sana menjadi pemotongan seperempat poin persentase masing-masing pada tahun 2026 dan 2027.

Powell juga mengatakan perkiraan dapat berubah berdasarkan data yang masuk, terutama pada inflasi.

Sementara itu, Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa ia mungkin bertemu dengan Iran untuk membicarakan konflik Israel-Israel.

Ketegangan geopolitik dan suku bunga rendah meningkatkan daya tarik emas.

Sebelumnya, pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh seorang presenter televisi pada hari Rabu bahwa negaranya tidak akan menerima seruan Presiden AS Donald Trump untuk menyerah tanpa syarat.

Ribuan orang melarikan diri dari Teheran setelah Trump mengatakan mereka harus meninggalkan ibu kota. AS mengerahkan lebih banyak pesawat tempur ke Timur Tengah dan memperluas pengerahan pesawat tempur lainnya, tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters.

"Meskipun harga emas mungkin turun dari level saat ini selama enam bulan ke depan, namun permintaan emas yang kuat dari bank sentral dan investor China akan membatasi penurunan harga dan menjaga emas di atas level US$3.000 per ons," ujar Hamad Hussain, asisten ekonom iklim dan komoditas di Capital Economics.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |