Apakah La Nina Bisa Menyebabkan Banjir? Ini Penjelasan BMKG

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena iklim La Nina berpotensi muncul di Indonesia pada akhir tahun ini dan kemungkinan bertahan hingga awal tahun 2026. Lantas, apakah La Nina bisa menyebabkan banjir di sejumlah daerah?

La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang berada di atasnya dan dapat memengaruhi pola iklim dan cuaca global.

Kondisi La Nina dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun. Salah satu dampak dari fenomena iklim La Nina di antaranya adalah meningkatnya curah hujan yang signifikan.

"Dengan peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis," demikian penjelasan BMKG dalam laman resminya, dikutip Rabu (8/10).

Selain itu, hasil prediksi BMKG mengungkap, La Nina juga membuat musim hujan di Indonesia datang lebih awal. Dari catatan BMKG menunjukkan bahwa La Nina membuat 294 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 42,1 persen wilayah Indonesia, termasuk sebagian besar wilayah selatan dan timur masuk musim hujan lebih cepat dari biasanya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan dampak lain La Nina adalah durasi musim hujan akan lebih panjang.

"Durasi musim hujan 2025/2026 diprediksi lebih panjang dari biasanya, meskipun akumulasi curah hujan secara umum berada dalam kategori *normal (tidak ekstrem basah atau kering)," kata Guswanto saat dihubungi Selasa (7/10).

Oleh karena itu, dengan melihat potensi meningkatnya curah hujan dan dampak dari La Nina, BMKG meminta agar pemerintah daerah dan masyarakat mewaspadai kemungkinan bencana hidrometeorologi tahun depan.

"Pemerintah daerah dan masyarakat perlu waspada terhadap potensi banjir dan longsor, terutama di wilayah rawan," ujarnya.

Lebih lanjut, BMKG juga menyatakan bahwa puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada November hingga Desember untuk wilayah Indonesia barat, dan Januari hingga Februari untuk wilayah selatan dan timur.

"Puncak musim hujan diprediksi sama hingga maju (terjadi lebih awal) dibandingkan dengan kondisi biasanya," tulis BMKG.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |