8000hoki Situs website Slot Maxwin Myanmar Terkini Gampang Jackpot Full Terus
hoki kilat online Login server Slot Gacor Vietnam Terpercaya Sering Win Banyak
1000 hoki Data Platform situs Slot Maxwin Philippines Terkini Sering Scatter Full Setiap Hari
5000hoki.com Daftar website Slot Gacor Japan Terpercaya Pasti Lancar Scatter Full Terus
7000hoki.com Data Platform server Slots Maxwin Malaysia Terbaik Mudah Lancar Menang Non Stop
9000hoki.com List Platform server Slot Maxwin Philippines Terkini Mudah Lancar Scatter Non Stop
ID games Slots Gacor Philippines Terbaik Gampang Lancar Win Full Non Stop
Idagent138 Akun Slot
Luckygaming138 Daftar Id Slot Game Online
Adugaming login Id Slot Maxwin
kiss69 Daftar Slot Gacor Terbaik
Agent188 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terbaik
Moto128 login Id Slot Game Online
Betplay138 Id Slot Maxwin Terbaik
Letsbet77 Daftar Akun Slot Online
Portbet88 Daftar Slot Terbaik
Jfgaming login Slot Gacor Online
MasterGaming138 Daftar Id Slot Gacor
Adagaming168 Slot Game Terbaik
Kingbet189 Daftar Akun Slot Game Online
Summer138 login Akun Slot Anti Rungkad Online
Evorabid77 login Slot Maxwin
bancibet Daftar Akun Slot Game
adagaming168 login Id Slot Game Online
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, menyebut bahwa dari total 66 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, hanya 7 persen yang berhasil terhubung dengan rantai pasar domestik. Kemudian, hanya 4 persen yang mampu menembus rantai nilai global.
“Angka ini jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam yang sudah mengintegrasikan 20 persen UMKM-nya ke pasar global,” kata Shinta dalam acara Diplomat Success Challenge di Jakarta, Jumat (14/6/2025).
Ia juga menyebut kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih terbatas, yakni hanya sekitar 15,7 persen. Sebagai perbandingan, UMKM di Thailand mampu berkontribusi hingga 29 persen terhadap ekspor negaranya.
Apindo juga menyoroti hambatan fundamental yang dihadapi UMKM di Indonesia. Berdasarkan survei terhadap lebih dari 2.000 perusahaan pada 2024, sebanyak 51 persen UMKM menyatakan keterbatasan akses keuangan dan permodalan sebagai tantangan utama. Biaya pinjaman yang tinggi, proses birokrasi yang kompleks, serta tingginya persepsi risiko terhadap UMKM menjadi faktor penghambat.
Akibatnya, lebih dari 80 persen UMKM masih sangat bergantung pada pendanaan pribadi untuk memulai dan mengembangkan usahanya.
Selain itu, sekitar 35 persen UMKM mengeluhkan kesulitan dalam mengakses pasar, promosi, dan pemasaran produk. Hanya 9 persen yang memiliki akses terhadap teknologi dan alat produksi yang memadai.
“Ini menjadi masukan penting yang kami sampaikan kepada Kementerian Koperasi dan UKM. Yang kita cari sekarang adalah solusinya agar angka-angka ini bisa diperbaiki,” ujar Shinta.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Usaha Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Bagus Rachman, mengatakan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan pembentukan holding UMKM sebagai bentuk integrasi dan kolaborasi antarkementerian teknis untuk meningkatkan partisipasi UMKM dalam rantai pasok nasional dan global.
Holding UMKM ini akan menjalankan peran sebagai agregator, inkubator, pemasar, distributor, serta penghubung ke lembaga pembiayaan.
“Konsep ini akan diuji coba di 10 sektor prioritas, dimulai dari sektor kelautan dan perikanan, kemudian menyusul sektor pertanian,” kata Bagus.
sumber : ANTARA