AS Cabut Visa Mahasiswa Asal China Tiga Pekan Jelang Kelulusan

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Mahasiswa asal China, Jayson Ma, terlunta-lunta di Amerika Serikat usai visa pelajarnya dicabut tanpa alasan jelas.

The Express Tribune melaporkan visa Ma dicabut tanpa alasan padahal tinggal tiga pekan lagi ia menyelesaikan perkuliahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ma mengambil gelar di bidang teknik listrik dan komputer di Universitas Carnegie Mellon. Ia sudah tinggal di AS sejak 2016.

"Saya hanya tinggal satu semester lagi," kata Ma, dilansir dari the Express Tribune.

"Tinggal tiga minggu lagi untuk menyelesaikan semester ini. Kami sebentar lagi ujian akhir. Jadi, dengan semua yang terjadi, agak sulit untuk diproses," ucapnya.

Ma mengatakan ia mendapat telepon dari seorang pejabat sekolah yang ditunjuk untuk memberitahukan mengenai pencabutan visa pelajarnya.

Menurutnya, otoritas AS tak memberikan alasan resmi mengenai alasan visanya dicabut. Tak ada pula pemberitahuan oleh Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi (USCIS).

Pengacara Ma, Joseph Murphy, menduga pencabutan visa tersebut terkait dengan kasus Ma mengemudi di bawah pengaruh alkohol pada 2023. Namun, Murphy menegaskan kasus itu sudah dibatalkan dan dihapus dari catatan setelah Ma menyelesaikan program Disposisi Rehabilitasi Dipercepat (ARD) di Pennsylvania.

"Ini mengenai seseorang yang memilih untuk tinggal dan menyelesaikan studinya meskipun ibunya sedang berjuang melawan kanker stadium akhir di China," kata Murphy.

"Ini adalah investasi emosional dan finansial yang signifikan untuk diberitahu sedekat ini dengan garis akhir bahwa hal itu [gelar] mungkin tidak berarti apa-apa," ucapnya.

Ma berujar visanya seharusnya berlaku hingga musim semi 2026. Jika perkuliahannya lancar, ia dapat lulus pada Desember ini.

Meski visa Ma dicabut, Carnegie Mellon mengizinkan dia untuk terus mengikuti kelas.

Ma sekarang selalu membawa paspor dan dokumen penting lainnya setiap saat untuk berjaga-jaga dirinya diminta meninggalkan AS secara tiba-tiba.

Selain Ma, enam mahasiswa dan lulusan baru dari Carnegie Mellon juga mengalami hal yang sama. Seluruhnya diberi tahu bahwa data mereka di Sistem Informasi Pelajar dan Pengunjung Pertukaran (SEVIS) telah dihentikan.

Universitas lain di Pennsylvania juga telah melaporkan kasus serupa. Universitas Pittsburgh mengonfirmasi setidaknya tiga mahasiswa internasional mereka, yakni satu mahasiswa aktif dan dua lulusan baru, telah dicabut visanya.

Penn State juga mengakui bahwa beberapa mahasiswanya terdampak pencabutan visa. Namun, mereka tidak mengungkapkan jumlahnya.

Kedua institusi ini menyatakan pihaknya kini menawarkan bantuan hukum dan layanan kesehatan mental kepada para mahasiswa yang terdampak, sambil menyarankan mahasiswa untuk selalu membawa identitas dan dokumen imigrasi setiap saat.

"Kami secara rutin berkomunikasi dengan para sarjana internasional, memberikan informasi terbaru dan panduan perjalanan," kata juru bicara Universitas Pittsburgh.

Penn State juga menyatakan bahwa mahasiswa yang terdampak sedang dibantu lewat layanan konseling dan akan ditawari alternatif kelas daring melalui Penn State World Campus.

Para ahli hukum mengatakan pencabutan visa semacam ini sering kali dikaitkan dengan pelanggaran hukum kecil atau bahkan pelanggaran yang catatannya telah dihapus.

Pencabutan mendadak seperti ini juga sering kali tanpa penjelasan jelas sehingga membuat mahasiswa dan universitas kebingungan.

Pengacara Ma saat ini tengah menunggu komunikasi resmi dari otoritas imigrasi federal.

"Ini bisa saja hanya pengalihan isu," kata Murphy.

"Kami belum tahu pasti," lanjutnya.

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |