loading...
Penerbangan Amerika Serikat dibayang-banyangi sabotase. FOTO/ DAILY
NEW YORK - Amerika Serikat mendapatkan informasi Rusia akan melakukan sabotase pada penerbangan AS dengan menggunakan teknologi perangkat listrik.
Berdasarkan laporan pejabat intelijen Barat menuding Rusia akan lakukan sabotase penerbangan rahasia, dengan membakar pesawat saat mengudara
Wall Street Journal melaporkan, mengutip para pejabat, bahwa operasi tersebut secara khusus menargetkan penerbangan penumpang dan kargo ke AS dan Kanada.
Perkembangan ini terjadi setelah ledakan perangkat dilaporkan terjadi di dua pusat logistik milik DHL, perusahaan logistik terkemuka di dunia. Penyelidikan dilakukan menyusul ledakan di Leipzig, Jerman dan Birmingham, Inggris.
Menurut para pejabat, pengiriman bahan peledak di pusat DHL Inggris berasal dari Lithuania. Pengiriman tersebut berisi alat pijat listrik yang ditanamkan dengan zat mudah terbakar berbasis magnesium.
WSJ melaporkan bahwa perangkat tersebut “tampaknya merupakan uji coba untuk mengetahui cara membawa perangkat pembakar tersebut ke dalam pesawat yang menuju Amerika Utara.”
Rusia dengan tegas menolak tuduhan ini sebagai “sindiran tak berdasar dari media.” Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Kami belum pernah mendengar tuduhan resmi apa pun.”
Namun, seorang pejabat senior AS kemudian mengakui tidak ada "ancaman aktif" yang menargetkan penerbangan menuju AS saat berbicara dengan CNN.
Polandia pada bulan Oktober telah menahan sedikitnya empat orang karena diduga menjadi bagian dari kelompok sabotase. Pada saat yang sama, pencarian dua tersangka lainnya di tingkat internasional dimulai.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Polandia mengatakan bahwa "paket berisi bahan peledak tersamar dan bahan berbahaya" dikirim melalui kurir ke Inggris dan negara-negara Uni Eropa dan "secara spontan menyala atau meledak selama transportasi darat dan udara."
Ditambahkannya, tujuan dari latihan ini adalah untuk “menguji saluran transfer untuk jenis pengiriman ini yang pada akhirnya akan dikirim ke Amerika Serikat dan Kanada.”
(wbs)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya