REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar surat terbuka untuk Gubernur DKI Pramono Anung terkait pernyataan bernada ancaman Komisaris Jakarta Muhammad Ainul Yakin saat demonstrasi di depan Trans 7. Surat itu dibuat oleh Elisa Tanudjaja, seorang urbanis Jakarta.
Dalam suratnya yang beredar di X ia mengatasnamakan diri sebagai warga Jakarta. Ia prihatin dengan pernyataan Ainul Yaqin yang bernada ancaman pembunuhan dan pembakaran. Ia menuntut pemberhentian Ainul Yaqin sebagai Komisaris.
"Betul. Bukan bernada kasar ya. Ancaman pembunuhan dan pembakaran," ujarnya kepada Republika, Jumat (24/10/2025) malam.
Surat itu sudah ia kirim ke [email protected] dan ke [email protected]. Ia mengaku tidak tahu apakah ada pihak lain yang mengirimkan surat tersebut.
"Tidak tahu siapa lagi yang kirim. Hanya ada respons dari Transjakarta bahwa mereka sudah meneruskan surat tersebut kepada yang relevan," ujarnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung enggan menanggapi perihal video viral mengenai Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ainul Yakin saat orasi di depan Kantor Trans7 beberapa waktu lalu. Padahal, Ainul merupakan salah satu Komisaris PT Transjakarta, yang notabene merupakan BUMD Jakarta.
"Untuk pertanyaan kedua, itu enggak ada hubungannya dengan Jakarta Running Festival," kata Pramono ketika ditanya Republika soal masalah itu saat meninjau Race Expo Jakarta Running Festival di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
Diketahui, Ainul menjadi sorotan publik beberapa waktu terkahir. Pasalnya, video yang merekam aksi orasinya di depan Kantor Trans7 viral di media sosial.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, Ainul berorasi ketika massa melakukan aksi di depan Kantor Trans7. Aksi itu dilakukan setelah salah satu program Trans7 dinilai menyinggung pesantren dan ulama.
"Salah satu tugas Ansor dan Banser adalah menjaga kiai, ulama, dan pondok pesanten. Apabila ada kiai, ulama kita dihina, maka Ansor dan Banser akan menjadi karya terdepan," kata dia dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu.
Menurut dia, Trans7 telah menghina kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU) melalui siarannya. Padahal, NU melalui Ansor dan Banser memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Kalian ada karena adanya Nahdlatul Ulama. Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian... Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama Nahdlatul Ulama," ujar dia.
PT Transjakarta telah buka suara mengenai orasi komisaris mereka yang viral itu. Pernyataan Ainul saat orasi disebut tidak mewakili pandangan perusahaan.

4 hours ago
2















































