Calon pembeli memilah ikan di Pasar Petak Sembilan kawasan Glodok, Jakarta, Ahad (26/1/2025). Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil survei penjualan eceran atau ritel pada Mei 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil survei penjualan eceran atau ritel pada Mei 2025. Diperkirakan penjualan ritel pada periode tersebut mengalami kontraksi secara bulanan/ month to month (mtm) dari angka 235,5 pada April 2025 menjadi 234,0 pada Mei 2025.
“Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2025 diperkirakan mencatat kontraksi sebesar 0,6 persen (mtm),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).
Namun, secara tahunan/year on year (yoy) penjualan eceran diperkirakan meningkat pada periode Mei 2025. Tercatat IPR Mei 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 2,6 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi 234,0. Peningkatan kinerja penjualan tersebut didorong oleh kelompok barang budaya dan rekreasi, makanan, minuman, dan tembakau, dan subkelompok sandang.
Angka IPR pada April tercatat terealisasi sebesar 235,5, relatif stabil dibandingkan dengan IPR periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 236,3. Capaian itu terutama didukung oleh tetap tumbuhnya kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, serta barang budaya dan rekreasi.
Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 terkontraksi sebesar 5,1 persen (mtm), dipengaruhi oleh penurunan mayoritas kelompok barang seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Denny melanjutkan, dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juli dan Oktober 2025 diperkirakan menurun. Hal itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 141,9 dan 144,5, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1.