Jakarta, CNBC Indonesia - Industri otomotif Indonesia menunjukkan geliat signifikan, tidak hanya dari sisi ekspor, tetapi juga dalam membangun ekosistem rantai pasok yang melibatkan ribuan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) hingga teknologi masa depan. Sumbangan ke sektor pajak pun cukup besar sampai puluhan triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti kontribusi Toyota dan grup usahanya terhadap ekosistem otomotif nasional yang kini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian RI.
"Ekosistem supply chain UMKM tier 2 seperti plastik, baja, karet hingga ban menyerap 540 supplier, sedangkan supplier tier 1 ada 240 supplier, tenaga kerja di seluruh ekosistem ada 360 ribu, dan bayar pajaknya Rp 23 triliun, ini Toyota Motor, Toyota Astra, termasuk PPnBM dimasukkan," ujar Airlangga dalam acara pelepasan ekspor ke-3 juta unit Toyota, Kamis (9/10).
Artinya industri otomotif sudah menjadi penggerak ekonomi nasional, tak hanya dalam bentuk kendaraan yang dihasilkan, tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja dan kontribusi terhadap penerimaan negara.
Secara global, industri otomotif masih didominasi oleh kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel (internal combustion engine/ICE). Airlangga mengungkapkan bahwa meskipun tren elektrifikasi tengah berkembang, dominasi ICE masih sangat kuat.
"Populasi otomotif dunia mobilnya mencapai 92,5 juta unit, didominasi segmen ICE yang tinggi sebanyak 80% atau 74,7 juta, ASEAN sebanyak 3,15 juta, Indonesia salah satu tertinggi diikuti Malaysia dan Thailand," jelasnya.
Dengan potensi yang besar ini, pemerintah terus mendorong penguatan pasar regional dan peningkatan kapasitas produksi. Airlangga menyebutkan bahwa kontribusi sektor otomotif terhadap ekonomi nasional sangat signifikan.
"Pasar regional diharapkan tumbuh. 1,2 juta produksi RI termasuk ekspor, kontribusi terhadap PDB ekosistem otomotif seperti bengkel, leasing dan lainnya mencapai 6 persen dari PDB kita," ungkapnya.
Tahun ini, pemerintah menargetkan penjualan domestik mobil mencapai 900 ribu unit, sementara nilai ekspor tahun lalu menembus angka US$6 miliar. Untuk tahun ini, target ekspor kendaraan dipatok sebesar 500 ribu unit.
"Tahun ini diharap domestik 900 ribu unit. Nilai ekspor tahun lalu 6 miliar dolar dan target otomotif 500 ribu," sebut Airlangga.
Tak hanya itu, Airlangga juga menekankan pentingnya transformasi industri otomotif agar tidak tertinggal dari tren global, khususnya dalam adopsi kecerdasan buatan (AI) dan penguatan industri semikonduktor yang jadi penopang utama mobil modern.
"Dan ke depan sektor otomotif sudah mulai menggunakan AI, kebijakan Presiden agar ngga ketinggalan mengikuti perkembangan. Presiden minta ekosistem semikonduktor dikembangkan, dan beberapa sudah ada di Indonesia, salah satunya Infineon," tuturnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Ini Alasan Nissan Bakal PHK 10 Ribu Karyawan