Bukti Nyata Ekonomi Sulit: Supermarket Korea Mulai Tumbang

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Supermarket Korea GS The Fresh resmi menutup gerai-gerainya di Indonesia. Salah satu penyebab penutupan ini adalah lesunya daya beli masyarakat.

Pantauan CNBC Indonesia di GS Fresh Mampang, Jakarta Selatan, bangunan dengan logo hijau bertuliskan "GS 더프레시" kini hanya tersisa papan nama tanpa aktivitas di dalamnya. Penutupan ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah pada bulan lalu. Ia menyebut, penutupan seluruh gerai GS Supermarket bukan karena bangkrut, melainkan karena akan ada pengalihan kepemilikan.

"Akan ada yang takeover. Namanya pengusaha, kalau mau tutup juga pasti cari siapa yang mau beli. Artinya ada investor baru," kata Budi pada Mei lalu.

Menurutnya, keputusan hengkangnya GS dari pasar Indonesia juga dipicu oleh strategi bisnis dari kantor pusat yang tak ingin melanjutkan ekspansi. Di sisi lain, daya beli masyarakat yang masih lesu serta perubahan gaya hidup konsumen turut mempercepat keputusan itu.

Meski GS angkat kaki, supermarket Korea lainnya seperti Mu Gung Hwa tetap bertahan. Meski lebih kecil dan kerap sepi, Mu Gung Hwa punya pelanggan loyal karena menghadirkan produk khas Korea, mulai dari makanan ringan, bumbu dapur, hingga makanan siap saji seperti bibimbap, kimbap, dan sundubu jjigae ada di sana.

Supermarket Korea, GS Fresh di Jakarta. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)Foto: Supermarket Korea, GS Fresh di Jakarta. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)

Lotte Mart yang juga berasal dari Korea Selatan masih mencatat lalu lintas pengunjung yang tinggi dan masih jadi pilihan Utama Di Lotte Mart Green Pramuka Square misalnya, saat akhir pekan pengunjung masih ramai berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Kendati begitu, yang saat ini justru agresif berekspansi adalah minimarket Korea modern dengan konsep lifestyle mart, K3Mart. K3Mart ini memang bukan milik bisnis Korea, melainkan Indonesia yang menyasar konsumen muda, khususnya Gen Z dan milenial dengan produk makanan Korea halal, merchandise K-pop, hingga tempat makan bergaya Korea lengkap dengan dapur terbuka.

Saat ini, K3Mart sudah memiliki lebih dari 30 gerai aktif di Indonesia. Bahkan minmarket berwarna cerah ceria ini belum lama ini membuka cabang di Summarecon Bekasi serta Palmerah, Jakarta Barat. Lokasi ini melengkapi ekspansi mereka di kawasan mal seperti Kota Kasablanka dan Senayan Park, serta toko mandiri di area kampus dan pemukiman.

Di K3Mart, pelanggan bisa menikmati aneka street food Korea seperti odeng, tteokbokki, gimbap, serta berbagai varian rice bowl mulai Rp25 ribuan. K3Mart juga mengantongi sertifikasi halal dari MUI, sehingga menjangkau pasar yang lebih luas.

Minimarket Korea lain seperti K-Stop di Blok M juga ikut mencuri perhatian anak muda, meski dalam skala lebih kecil. Mirip seperti K3 Mart, K-Stop membolehkan pelanggan untuk memasak sendiri dengan kompor listrik seperti mie ramyeon.

Konsep minimarket seperti K3Mart dan K-Stop ini sejatinya mirip dengan format convenience store di Korea Selatan seperti GS25, CU, 7-Eleven, Emart24, hingga Ministop. Ciri khasnya adalah kombinasi antara tempat belanja dan tempat makan cepat saji.

Konsumen bisa membeli makanan instan, menghangatkannya sendiri di microwave, mengambil es batu, hingga memasak ramyeon langsung di tempat. Pengalaman inilah yang kini mulai diterapkan di Indonesia.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |