Cadangan beras pemerintah yang mencapai 4 juta ton menjadi momentum penting bagi upaya pemerintah mencapai swasembada pangan. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Knight Frank Indonesia menilai cadangan beras Indonesia yang mencapai empat juta ton membuka peluang pertumbuhan sektor usaha pergudangan.
"Cadangan beras pemerintah yang mencapai 4 juta ton menjadi momentum penting bagi upaya pemerintah mencapai swasembada pangan," ujar Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, di Jakarta, Ahad (1/6/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut membuka peluang tumbuhnya sektor pergudangan, terutama sebagai sarana penyimpanan logistik berstandar pangan. Namun, ia mengingatkan gudang beras membutuhkan spesifikasi tertentu, seperti suhu yang terkontrol, ventilasi yang baik, dan kelembaban yang stabil.
“Untuk pergudangan swasta yang bermaksud menangkap peluang ini, maka perlu menyesuaikan fasilitasnya dengan kebutuhan gudang berstandar pangan,” katanya.
Syarifah menilai, gudang pangan terpadu yang berada dekat dengan pelabuhan dan stasiun logistik akan meningkatkan efisiensi serta efektivitas distribusi pangan nasional. Dalam jangka panjang, jika surplus beras bisa terus dipertahankan, maka dibutuhkan fasilitas penyimpanan jangka panjang, termasuk gudang ekspor.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mencetak sejarah baru dalam tata kelola pangan nasional dengan mencapai cadangan beras empat juta ton, tertinggi sejak Perum Bulog berdiri pada 1969.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan capaian ini merupakan tonggak penting menuju kemandirian pangan Indonesia. Menurut Amran, stok beras yang melimpah bukan sekadar pencapaian statistik, tetapi hasil konkret dari kebijakan pertanian yang berpihak pada petani.
Di bawah arahan Presiden Prabowo, strategi penguatan produksi nasional dan optimalisasi serapan lokal dinilai berhasil menjaga stabilitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
sumber : Antara