Dari Genosida ke Nabi Ibrahim, Presiden Prabowo Sebut Palestina Berkali-kali Saat Pidato di PBB

5 hours ago 1

Presiden Indonesia Prabowo Subianto berbicara dalam pertemuan tingkat tinggi di PBB yang membahas solusi dua negara Israel-Palestina di markas besar PBB, New York, Senin (22/9/2025) waktu setempat. Presiden Prabowo menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap Deklarasi New York, yang menyebutkan Solusi Dua Negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi bagi Palestina dan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Prabowo Subianto berpidato di depan Sidang Umum ke-80 PBB, Selasa (23/9/2025) waktu setempat. Presiden dalam pidatonya berkali-kali menyebut soal Palestina, Gaza, dan penderitaan rakyat di sana. Berikut kutipan Presiden Prabowo soal Palestina di PBB:

Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kesusilaan manusia. Menghadapi tantangan-tantangan ini, kita tidak boleh menyerah.

Dan hari ini, kita tidak boleh diam ketika rakyat Palestina tidak mendapatkan keadilan dan legitimasi yang sama di ruang ini. Yang Mulia, saat ini yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita apa yang harus mereka derita. Kita harus menolak doktrin ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa ada untuk menolak doktrin ini. Kita harus berdiri untuk semua, yang kuat maupun yang lemah. Kekuatan tidak bisa menjadi kebenaran. Kebenaran haruslah kebenaran.

Bilamana Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Majelis Umum ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20 ribu atau bahkan lebih dari putra dan putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain.

Indonesia kini telah mandiri dalam produksi beras dan mulai mengekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk menyediakan beras untuk Palestina.

Hari ini, situasi bencana di Gaza masih terbentang di depan mata kita. Pada saat ini, orang-orang tak berdosa sedang berteriak meminta pertolongan, berharap untuk diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang-orang tak berdosa? Siapa yang akan menyelamatkan para lansia dan perempuan? Jutaan warga Gaza sedang menghadapi bahaya saat ini, sementara kita duduk di sini. Mereka menghadapi trauma. Mereka menderita cacat tubuh. Mereka sekarat karena kelaparan. Apakah kita tetap diam? Akankah tidak ada jawaban atas jeritan mereka? Kita harusnya bisa mengajarkan kepada mereka bahwa kemanusiaan dapat bangkit menghadapi tantangan ini?

Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui, menghormati, dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel. Hanya dengan demikian kita dapat memiliki perdamaian sejati, perdamaian sejati, tanpa ada kebencian dan kecurigaan. Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini. Dua anak cucu Nabi Ibrahim harus hidup dalam rekonsiliasi, perdamaian, dan harmoni.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |